Monday, November 9, 2009

Obrolan : Sate... Sate... Satenya Dek !


Sate. Denger namanya ada pasti udah kebayang aromanya. Daging, ayam, atau kambing yang dipotong kecil, dibakar dan dihidangkan dengan bumbu kacang+kecap... Hmmm tak heran, kuliner satu ini jadi favorit semua orang, semua kalangan dan semua umur.

Sate juga menjadi salah satu makanan yang sangat mudah di jumpai. Bahkan hampir selalu ada dalam menu rumah makan khas Indonesia. Sate padang, sate ponorogo, sate madura apapun jenisnya ( you name it ! ), semua mempunyai penikmat masing masing. Saya yakin, anda pun menyukainya dan mempunyai tukang sate langganan kesukaan keluarga anda. Tidak terkecuali saya. Dan tukang sate pilihan saya adalah tukang sate yang selalu memisahkan wadah sate mentah dengan sate matang. Bingung ? Yuk, saya jelaskan dikit deh...

Seperti yang kita tahu - banyak diulas berulang ulang, di TV, majalah, internet, dan media informasi lainnya - bahwa daging mentah mengandung banyak kuman. Kuman tersebut hanya bisa dimusnahkan dengan cara memanaskan daging hingga suhu tertentu. Dalam hal ini, mematangkan daging dengan cara dibakar hingga matang. Untuk menghindari kuman ini berpindah tempat terutama pada makanan yang siap disantap, maka kita dianjurkan untuk memisahkan wadah bekas daging mentah ( dan benda benda yang kontak langsung ) agar tidak digunakan lagi pada makanan yang sudah matang/ siap santap. Tapi terkadang, hal ini tidak berlaku bagi beberapa tukang sate... ( I said beberapa lo ya... gak semua :D )


Saya sudah pernah menjajal beberapa tukang sate yang tersebar di daerah tempat saya tinggal. 80% ( menurut survey kecil kecilan saya ) meletakkan sate yang selesai dibakar pada piring tempat mencampurkan daging mentah dan bumbu sebelum dibakar. Yup, mereka menggunakan wadah yang sama untuk sate mentah dan sate yang selesai bakar ( untuk kemudian dihidangkan ). Well, they are ( absolutely ) out of my list :D


Pilihanku, adalah tukang sate yang menyiapkan dua piring disamping mereka. Satu untuk sate mentah siap bakar, dan satu lagi untuk meletakkan sate yang telah dibakar. Selain itu mereka ( yes, they are a spouse ) selalu menjaga 'meja kerja' mereka selalu bersih. Dan lagi, tukang sate langgananku ini punya rasa sate yang paling enak diantara yang lain ( promosi ). Well, sebuah kebetulan yang menyenangkan bukan ? What about yours ?

Semoga bermanfaat !

4 comments:

JieWa Vieri said...

Yeah.. right. Aku sering tuh ketemu tukang sate yg pake 1 piring aja..
Jadi ilfil :(

Kalo kadar hangusnya, Mbak Mae senang yg mulus aja atau sampe ada item2nya ? :D


Jiewa
http://www.inijie.com

mae said...

aku suka yang well done tp ga sampe angus Jie, cukup coklat mengkilat aja. Ngeri jg klo byk gosongnya trus masuk keperut :D

eniwe, thanks ya dah mampir :D

galih said...

Mantap kali mbak mae

Ike Hermawan said...

ga pernah merhatiin, hehe....jeli banget, mae....:))

Recent Post on Mae's Little Kitchen

My photo
Mom of a lil' girl who still longing for her passion. Obsessed to know more, learn more, take more and give more... Here, on her lil' kitchen.
Unless mentioned, described, or linked, all works and photographs are created by May Irianti. Copyright 2007 - 2008. You may copy only the recipes but please do make a link to this blog. DO NOT COPY . Please ask first !

Followers