Friday, October 31, 2008

Bento Bento !

Bento Packer's Moms

Friends o' Mine

Favourite Links

Kukis Hias Step by Step ( Versi ku )

Buat yang nanya kemaren gimana caranya bikin bentuk kukis yang cupcake itu, aku coba jelasin dikit ya. Semoga penjelasanku ini berguna dan mudah dipahami.

Bukan nya mau menggurui karena aku cuma mo sharing step by step waktu bikin kukis ini kemaren. Sebenarnya di Cookie Mind mbak Peni, sudah dijelaskan dengan contoh kukis Flunder ( ikan ), tapi berhubung bentuknya beda dan banyak yang belum paham, ya aku coba uraikan.



1 . Siapkan gambar / pola yang ingin dibuat. Bisa dari mana aja. Kebetulan kemaren ini dapat ide ( burger n cupcake ) dari buku Felt Craft ( Boneka Kain Flanel ) dirumah. Kalo yang gambar wajah, aku buat sendiri. Oya, pilih gambar yang tidak terlalu banyak detailnya.

2. Siapkan karton ( aku pake karton bekas susunya Tasya ). Untuk menghasilkan kukis yang ukurannya sama meski dengan motif berbeda, maka aku menyiapkan skala. Bukan skala perbandingan tap skala ukuran. Misalnya nih kukisku ini aku buat semua tidak lebih dari 5x5 cm. Maka kartonnya aku ukur dan kupotong sebesar 5x5 cm persegi. Dengan begitu semua kukis akan berukuran sama meski beda pola.

3. Salin gambar keatas karton persegi yang sudah dipotong potong tadi. Bila sulit, jiplak ajah, tapi itu berarti ukuran kukis nantinya sesuai ukuran gambar asli. Bila gambarnya cukup besar mungkin mudah, tapi bila terlalu kecil mungkin agak sulit.

4. Bila sudah, potong karton yang sudah digambar sesuai dengan garis luarnya ( outline ). 'Cetakan'nya sudah siap dipakai.

5. Bila adonan telah siap, gilas kurleb 1/2 cm, jangan terlalu tipis juga nanti mrothol ( apa sih bahasa indonya mrothol ). Tempelkan pola cetakan, lalu menggunakan ujung pisau kecil ( kalau punya pisau carving buah, bisa dipake tuh ) potong adonan mengikuti bentuk pola. Pindahkan ke loyang. Lakukan hingga adonan habis.

6. Setelah kue matang, dinginkan dulu sebentar. Siapkan glasur/ icing dan pewarna sesuai yang dibutuhkan. Misalnya untuk cupcake ini, aku pake 4 warna, yaitu, pink ( topping cupcake ) merah ( ceri dan highlight topping ), putih/polos ( paper cup ) dan biru ( untuk efek highlight papercupnya ). Bubuhkan pewarna dengan menggunakan tusuk gigi, tambahkan sedikit demi sedikit hingga ketajaman warna yang diinginkan. masukkan dalam piping bag, ikat kencang.


7. Oleskan mulai dari warna dominan dulu ( daerah yang memakai warna paling luas ). Mulai dari garis terluar, teruskan sampai garis terdalam, ratakan hingga menutupi semua bagian. Lanjutkan dengan warna untuk garis garis yang lebih sempit, misalnya garis batas, highlight atau detail yang kecil kecil.

8. Oven kembali dengan suhu rendah selama beberapa menit atau sampai icing mengeras. Dinginkan dan simpan diwadah kedap udara.

Kyaaa... Burger
Gimana apa cukup jelas ? Atau penjelasanku yang kurang jelas ? He he, semoga berguna yaaa... Kalau ada yang punya versi lain, monggo dong dibagi.

Fancy Decorated Cookies ( Kukis Hias )

Akhirnya, masuk dapur lagi setelah hiatus yang paaaanjaaaang dan laaaama.... Pake celemek kumal lagi, dengan bak cuci piring yang menumpuk lagi... Hiks.

Finally, I've returned back to my tiny little kitchen again, after a very long long long time of hiatus, put my apron back around my shoulder, and loaded my sink with dirty dishes again... Sigh.

Akhire, mlebu pawon maneh sak marine turu sak uwen uwen... Nganggo celemek mbladusku maneh, karo kora'an sing numpuk numpuk... wakakakaka kayak orang stres aja ngomong ginian, tapi asli bisa ngilangin stres, karena nulis gak pake mikir, wakakaka... Bagi yang gak ngerti, gak dipaksain buat ngerti kok, ha ha ha :D *hush!*

Sekalinya masuk dapur lagi, seseorang dengan teganya dan kejamnya menantang dan memaksa aku untuk membuat sebuah kue yang dia tahu aku gak bisa *lebay deh lebay*. Tapi berhubung dah disogok sama Esspresso Brownies en English Fruit Cake, jadi gak punya banyak alesan buat ngeles. Huh, oke, akan kubuktikan kalo aku juga bisa, khuaha ha ha ha *sinchan pahlawan bertopeng mode on*

Tapi tolong dicatat ya : Bisa bukan berarti bagus. Apalagi standar 'bisa'ku adalah bisa dalam arti sukses bikin dapur pecah kayak kapal perang.

Demi meluluskan diri untuk menjadi salah satu muridnya, aku diwajibkan untuk lulus tes bikin kukis. Kukis, ah gampang ! Kukis Hias ? Tidaaaak..... *sampe sini ngerti ga sih jalan ceritanya ?*

Dengan semangat berapi api dan membara bak kompor mleduk, kemaren kubuktikan bahwa aku bisa ! Meski belepotan adalah sebuah kepastian yang mutlak, ha ha ha.... gimana bu bos ? Apa aku lulus jadi muridmu ?

Fancy Donut Cookies

Waktu ngeramal dipakde Gugel dengan jampe jampe 'kukis hias', waduw, buanyak banget toh reperensinya, bagus bagus lagi. Tapi kalo asal niru mah guampang, anak kecil juga bisa. Sedang aku bertekat bahwa gak punya cookie cutter gak bakal menghalangi perjuanganku bikin kukis hias. Pokoknya keterbatasan jangan sampe menghalagi. Lha dirumah cuma punya cetakan donat, as I am a donut freaks ! Ndak majalah banget deh...

Fancy Cupcake Cookies

Jadi ini lah pertunjukan pertamaku bikin kukis hias. Bentuk Donat en Cupcake. Ini mah juga niru juga namanya, he he gak tau lah idenya dari mana, pokoknya jadinya gini. Mana tu cupcake warna dan bentuknya agak agak maksa.

Gak lagi deh bikin ginian, semut semut pada keluar dari sarangnya *dirumah kan ada kerajaan semut*. Ngabisin piping bag berapa tuh, mana satu kuki warnanya banyak lagi. Tapi masih ada satu setengah lusin kukis polos yang belum dihias, huwaaaa.... Tapi kalo kukisnya bisa dituker dengan lembaran rupiah, siap laksanakan, hua ha ha ha *ibuk ibuk matre*

Sumber : Resep White Cookies dan Sugar Icing aku ambil dari Cookie Mind milik Peni Respati.

Sunday, October 26, 2008

Kopdar WOL Surabaya

Bertambah lagi teman dan pengalamanku dari dunia maya. Wanita Online atau disingkat WOL, sebuah komunitas wanita Indonesia diseluruh dunia, mengadakan kopdar atau temu muka untuk member diwilayah Surabaya dan sekitarnya. Meski masih member baru dan juga bukan member yang aktif, aku pikir tidak ada salahnya menghadiri acara tersebut. Selain tidak ada acara hari itu, itung itung bisa nambah temen dan pengalaman, juga bisa sekalian jalan jalan dimal yang sekarang jadi favoritku kedua setelah Galaxi Mal.

Jadi, berdua dengan tetanggaku tersayang, mbak Rachma, kami berangkat kelokasi kopdar yang bertempat di Resto Solaria di Surabaya Town Square kawasan Hayam Wuruk Surabaya. Karena berangkat kepagian, lokasi resto masih sepi saat kami baru tiba. He he, rajin apa semangat tuh ! Tapi tidak begitu lama dari kedatangan kami, Mbak Maria Febiola selaku koordinator kopdar yang ternyata adik kandung mbak Patty, hadir ditengah kami. Sejenak berkenalan, kami sudah terlarut dalam keakraban. Benar benar wanita yang ramah. It was nice to met you !

Photobucket

Cukup lama, sekitar satu jam hingga semua member hadir dan berkumpul. Dari 13 member yang dikonfirmasikan hadir, hanya 9 orang yang sempat datang. Meski begitu, suasana sudah sangat meriah dan ramai. Soalnya sebagian dari kami ternyata sama sama tinggal disatu kawasan yang sama. Apanya yang gak tetanggaan. Langsung aja ngerancang buat bikin acara ini itu yang intinya kumpul kumpul en makan makan. Oya ada juga tamu dari Plaza Surabaya Hotel yang hadir membawa sekotak Chocolate Cake yang sangaaaaat lezat. Tiga lapis cake coklat pekat yang moist dilapis dengan ganache coklat pekat yang tebal. Nendang banget deh coklatnya...

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Acara dimulai sekitar pukul 12.30, dan diakhiri pada pudul 14.00. Satu setengah jam yang sangat berkesan bagi kami. Diwaktu yang singkat itu kami sempat bertukar email, nomer hape, alamat, dan kartu nama. Ups yang terakhir ini aku dan mbak Rachma sama sama gak punya ( bulan depan bikin mbak, ha ha ha ! ). Guyonan juga memeriahkan kebersamaan kami waktu itu. Maklum sesama orang Surabaya, sama sama doyan banget guyon. Lalu tiba waktunya bertukar kado yang sudah kami bawa dari rumah. Kado yang menurut kesepakatan hanya bernilai tidak lebih dari 10 ribu dan dibungkus dengan koran. Aku dapet kalung handmade yang dibawa mbak Rose. Thanks mbak ! Kalungnya cantik !

Photobucket

Kami meninggalkan lokasi Sutos sekitar pukul 15.00. Membawa pulang sebuah kado sederhana, dan sebuah pengalaman baru yang sangat berkesan. Oya aku juga membawa separuh sisa cake yang tidak sempat dihabiskan, mubazir gak ada yang mau, aku sih orangnya gak mo jaim, HUA HA HA HA kalo jaim rugi sendiri soalnya HUA HA HA HA.

Photobucket
Sisa kue yang aku bawa pulang... hmmm...

Buat member WOL Surabaya yang kemarin belum sempat hadir, jangan sampai tertinggal pertemuan berikutnya ya... Makin ramai makin asik. See you around !

Photobucket
Ki-ka : Mbak Tyas, Mbak Maria, Mbak Icha, Mbak Leni, Mbak Rose, Mbak Melyn, Mbak Ellie, Mbak Ruth, Mbak Rachma, ( Bawah ) Tasya dan Samantha. Me ? Ngumpet *peace*

Thursday, October 23, 2008

A Blog Plagiarism

Saya tidak mengira hal ini akan menimpa saya. Selama ini saya merasa blog saya tidaklah begitu istimewa. Data di Google analytics saya pun menunjukkan grafik yang biasa biasa saja. Hanya tampak seperti bukit bukit kecil dengan kawah kawah yang dalam. Tapi apa yang baru saja saya alami sungguh adalah pengalaman paling tidak menyenangkan sepanjang saya menulis blog. Tulisan saya disalin, diambil, dicopy, dijiplak atau apa sajalah namanya. Sebuah bentuk kriminalitas bagi para penulis blog.

Saat pertama saya menemukan beberapa isi blog saya pindah kehalaman ini, saya shock. Sebuah reaksi yang cukup wajar bagi wanita emosian seperti saya. Saya lalu segera meninggalkan komentar dengan nada kecewa yang begitu dalam, dengan harapan mendapatkan penjelasan atas apa yang saya lihat dlayar monitor saya. Semenit kemudian saya sudah berkoar koar di Multiply saya, berharap mendapatkan dukungan dari teman teman saya. Jujur, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan saat itu. Sabar, bukanlah hal yang mudah bagi saya.

Setelah beberapa menit berlalu, kepala saya sudah sedikit mendingin. Komentar dan dukungan teman teman membuat hati saya sedikit melunak. Berfikir disaat hati sedang dingin memang jauh lebih 'bijaksana'. Meski pada kenyataannya saya masih jauh dari sifat itu sendiri.

Jika dibanding dengan teman teman saya yang mengalami hal serupa beberapa waktu yang lalu, saya merasa kasus saya ini jauh lebih ringan. Karena isi blog saya tidak disalin dimedia media komersil seperti yang dialami teman teman saya tersebut. Jelas jelas, karya cipta mereka dijiplak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan tanpa usaha. Tapi apapun bentuknya baik komersil atau tidak, sengaja ataupun tidak, sadar atau tidak, penyalinan tanpa ijin tetap salah satu bentuk pencurian. Sudah sewajarnya jika kita sebagai pihak yang dirugikan merasa sangat kecewa dan marah.

Sebenarnya bukan apa apa. Toh resep resep yang saya tulis disitu kebetulan banyak saya dapatkan dari blog orang, teman, atau beberapa sumber media lainnya ( dengan mencantumkan sumber dan link ). Juga karena sebagian isi blog saya juga tidak begitu penting . Tapi penting atau tidak, bukan berarti isi blog saya bebas di'jamah' terlebih tanpa ijin ( bila melihat isi blog saya yang dicopy, bahkan bila dia minta ijin terlebih dahulu, saya tidak akan mengijinkan ). Yang membuat saya benar benar merasa kecewa adalah, hasil kerja payah saya mempraktekan, mereport, menulis, memotret, upload dan posting diperlakukan dengan tidak adil. Dengan cara dicopy TANPA IJIN dan menyalin UTUH isi postingan postingan saya lengkap dengan tulisan bahasa saya dan foto fotonya ( ini yang paling penting ).

Hal lain yang membuat saya begitu tidak terima adalah karena blog si pengopas tidak sesuai dengan isi blog saya yang disalin. Meskipun toh saya ( untungnya ) tidak menemukan secuil pun iklan disana, tapi siapa tahu besok atau lusa dia bakal berubah pikiran untuk memasang beberapa kolom iklan disana. Jangan sampe atau bakal saya kejar sampai ketemu orangnya.

Okelah, saat ini saya sedang menunggu tanggapan dari pemilik blog yang telah mencuri isi blog saya itu. Tapi bila sampai batas waktu yang saya tentukan belum ada tanggapan, maka atas saran kawan kawan, saya akan melaporkan hal ini ke admin Wordpress sebagai host tempat blog tersebut dibuat. Saya sudah mengantongi bukti berupa printscreen dari halaman tersebut. Tapi bila dia bersedia menyelesaikan ini baik baik, saya akan dengan senang hati melupakan kejadian ini dan menutup keluhan saya di Multiply.

Mewakili semua teman teman blogger ( penulis blog ) di Indonesia terutama foodie blogger, saya ingin menuliskan bagaimana proses yang biasa saya lalui untuk membuat sebuah postingan. Besar harapan saya agar peristiwa semacam ini tidak terulang kembali. Agar setelah membaca tulisan ini, siapapun pihak tidak bertanggung jawab yang berniat 'mencuri' hasil karya kita, berfikir seribu kali untuk terlebih dahulu 'meminta ijin' dan menghargai hasil karya kita. Mungkin terlalu muluk muluk, tapi saya sudah berusaha dengan cara saya ini.

Sesuai dengan tema blog saya, saya terlebih dahulu harus mengexplore resep yang ingin saya cari lewat search engine. Masuk satu satu keblog blog yang tertera diresult page. Lalu saya harus memilih salah satu resep yang paling berkenan menurut saya. Ini sudah cukup memakan waktu. Tidak jarang bisa sampai berhari hari.

Setelah itu saya akan mempraktekan resep tersebut. Dan ini tidak gratis. Ada biaya yang harus saya keluarkan juga tenaga yang harus saya peras. Setelah saya berhasil mempraktekan sebuah resep, maka saya akan mendokumentasikannya berupa foto. Anda tahu, proses untuk membuat satu buah foto yang nantinya mejeng diblog saya tidak semudah menekan tombol rana pada kamera. Pertama saya harus menyiapkan makanan yang akan difoto secantik mungkin. Lalu dilanjutkan dengan menata setting latar. Menyiapkan kamera dan segala properti pendukung lainnya. Tidak jarang saya harus bermandi peluh untuk bisa mendapatkan hasil potretan terbaik. Dan itu butuh berkali kali bidikan kamera.

Setelah beberapa foto saya dapatkan, saya kembali harus bekerja keras menyortir sekian banyak foto foto tersebut untuk diambil satu yang terbaik. Jika sudah, saya harus mengeditnya hingga satu foto ini kelihatan menarik. Setelah foto siap, saya kembali haru bekerja keras menyusun kata demi kata, menuliskannya ke dalam text editor, menekan satu demi satu tombol dikeyboard saya, hingga menjadi beberapa paragraf yang bisa dibaca dan dicerna. Saya tuliskan dengan bahasa dan versi saya sendiri sesuai dengan pengalaman saya saat mempraktekan resep tersebut. Proses terakhir adalah upload dan posting. Keduanya memerlukan waktu dan biaya. Bisa sampai berhari hari. Dan semua proses panjang dan melelahkan ini semata mata hanya ingin memberikan yang terbaik bagi orang orang yang sudah berbaik hati mengunjungi blog saya.

Lalu, keuntungan apa yang saya dapat ?

Jika ada yang mengajukan pertanyaan ini kepada saya, maka akan saya jawab, tidak ada. Bila yang dimaksud adalah keuntungan finansial, ya memang tidak ada. Tapi kepuasan dan kesenangan yang saya peroleh jauh lebih banyak dari pada jumlah rupiah yang bisa dihitung.

Lalu, siapa suruh menulis blog ?

Saya cuma bisa bilang, untuk melakukan sesuatu yang kita sukai, maka kita tidak perlu alasan. Bisa saja kita bilang, saya bikin blog biar gampang cari resep yang sudah saya praktekan, atau biar bisa dapat banyak teman, atau hanya sebagai wadah expresi hobi, tapi sejujurnya itu semua hanya bonus yang saya dapat karena alasan mendasar yang mendorong saya menulis blog adalah karena saya suka. ( Tanyakan pertanyaan ( bodoh ) ini keribuan bahkan jutaan pengguna blog diseluruh dunia ini yang jumlahnya meningkat dari hari kehari. Jawabannya pasti beragam ).

Lalu, siapa suruh punya blog bagus ?

Bila ada yang mengatakan blog saya bagus, maka saya akan sangat berterima kasih. Tapi saya tidak setuju bila blog ini bagus maka blog ini bebas disalin. Sungguh, saya tidak merasa mempunyai blog bagus nan istimewa. Sama sekali. Layaknya rumah, saya hanya ingin blog saya ini terlihat rapi bagi siapa saja yang mengunjunginya. Saya rasa semua pemilik blog dijagat ini selalu ingin membuat 'rumah'nya tampil serapi dan sebagus mungkin. Benar tidak ? Memasang pernak pernik untuk mempercantik side bar, menuliskan artikel menarik sebagai suguhannya, dan menyambut pengunjung layaknya menyambut tamu dirumah sendiri. Lalu, isi 'rumah' kita dicuri. No execuse... Kita pasti marah.

Layaknya hidup didunia nyata, berperilaku didunia maya juga butuh etika. Selama ini saya sudah berusaha berperilaku sesuai dengan apa yang biasa saya lakukan dikehidupan nyata. Mau berteman, ya kenalan dulu. Mau pinjem barang, ya ijin dulu. Tapi hidup adalah sebuah kombinasi hitam dan putih. Kombinasi baik dan buruk. Kita tidak bisa menghindari sesuatu yang buruk menimpa kita. Jikalau pun bisa, mungkin kita hanya bisa mencegahnya.

Sudahlah, saya sudah lumayan capek menuliskan ini. Sekali lagi, bagi yang ingin mengambil isi blog orang lain,

HARGAI HASIL KARYA KAMI
JANGAN ASAL COPY PASTE, MINTA IJIN DULU !
BLOG JUGA HASIL KARYA CIPTA

Sampai detik ini saya belum mendapatkan konfirmasi dari pemilik blog yang telah mencuri karya saya. Tulisan ini akan saya link di header sidebar di blog blog saya, dan akan saya pajang sepanjang waktu.

Panas, Hujan dan Lilin

Siapapun yang tinggal di Surabaya saat ini pasti sama sama merasakan 'hangat'nya udara panas pada dua bulan terakhir ini ( suhu siang hari mencapai 39degC dengan kelembaban hampir mencapai 60% -tercatat diindikator temperatur dan humidity dijam dinding dirumahku-). Hampir setiap orang yang kutemui selalu mengeluh tentang kondisi ini. Ini pula yang membunuh moodku beberapa hari ini. Hingga asap dapurku tidak menyebarkan aroma kue hasil uji resep seperti biasanya. Atau aroma gosong yang tercium dari komporku, menandakan masakan yang lupa kumatikan apinya. Ah, seharusnya kita tidak perlu mengeluh, karena mungkin panas cuaca akhir akhir ini tidak sebanding dengan panasnya hari akhir nanti ( sereeeem ! ). Tapi inilah manusia, selalu kurang bersyukur pada keadaan. Aku juga termasuk salah satu yang masih sering kurang bersyukur.

Saat ini semua kegiatan dirumah kufokuskan dipagi hari. Karena sebisa mungkin aku mengurangi kegiatan disiang hari. Tapi 'pagi' yang berarti udara sejuk dan segar berlangsung sangat singkat. Hanya cukup buat aku untuk membereskan rumah, dan masak ala kadarnya. Karena masuk pukul delapan pagi, siklus 'panas' mulai berlangsung. Demikian seterusnya hingga masuk pukul tiga sore, baru aku berani keluar dari 'persembunyian' hanya sekedar untuk menyapu daun daun pohon belimbing dan mangga kering yang gugur dan berserakan diteras depan rumahku.

Photobucket

Tapi sore kemarin, awan mendung bergelayut diatas langit Surabaya. Langit tampak kelabu. Aku yakin bukan aku saja yang sedang bergumam senang, menyambut mendung kelabu diatas kepala kami. Padahal mendung belum tentu hujan kan. Hujan. Hal yang sangat kami rindukan saat ini. Dan akhirnya benar benar hujan ! Meski durasinya tidak lebih dari lima menit, tapi cukup membuat aku girang hingga lari kedepan rumah, duduk dikursi teras menikmati sejuknya udara sore itu. Tapi hujan tidak serta merta membawa kegembiraan. Karena beberapa menit setelahnya, listrik padam.

Photobucket

Sekitar tiga jam, ruangan dalam rumah diterangi redup cahaya lilin. Untung saja hari sudah sore, dan hujan lima menit baru saja turun, jadi udara masih bersahabat menghembuskan angin sejuknya disekeliling rumah.

Photobucket

Hari ini, siklus panas berulang kembali. Entah berapa lama lagi hingga hujan mencurah kebumi.

Photobucket

Images by May Irianti 2008

Monday, October 13, 2008

New Seed New Hope

Aku mulai lagi menanam benih benih baru untuk tamanku. Sejak proyek pertama menanam benih sayur yang gagal beberapa waktu yang lalu, aku makin memantapkan niat untuk lebih serius melakukan proyek ini. Niat memang yang utama, karena tanpa itu semua gak akan berjalan baik. Sudah terbukti diproyekku yang pertama.

Tunas tomat

Aku baru saja menyemai bibit tomat, beberapa varietas cabe, dan kacang panjang juga kemangi yang bibitnya aku siapkan sendiri. Bibit kacang panjang dari kacang panjang yang kulayukan hingga tua, lalu kuambil bijinya dan dikeringkan. Dan bibit kemangi yang kuambil bunga kemangi yang sudah kering. Kali ini aku memisahkan semua kelopak bunganya, lalu menggerusnya hingga biji biji kecil bwerwarna hitam terpisah dari kelopak keringnya. Terbukti lebih cepat tumbuh dari pada langsung menaburkannya sekaligus dengan kelopak bunganya.

Tunas kemangi

Sampai hari ini, baru terlihat bibit tomat dan kemangi yang sudah mulai muncul tunasnya. Semoga gak kendur lagi semangatku...

Tanaman Petasan

Ada yang inget/ tahu tanaman ini gak? Yang kalau dicelupkan ke air dia akan pecah dan mengeluarkan biji bijinya ?


Waktu masih SD sering banget nemu tanaman ini disepanjang arah pulang sekolah. Dulu sekolahku dekat dari rumah, jadi pulang pergi jalan kaki. Nah, disepanjang jalan banyak banget tanaman liar. Salah satunya yang ini. Kalau lagi musim berbiji seperti ini, kelopak yang membungkus selongsong bijinya akan mekar. Trus, kucabut dan kukumpulin.

Sampai dirumah, aku siapkan air diwadah. Satu satu biji biji yang berbentuk selongsong itu aku masukkan. Sesaat kemudian, selongsong itu akan pecah dan terpental dari air. Mainan yang luar biasa menyenangkan buat aku saat itu. Aku jadi inget kalau dulu juga suka ngumpulin kecebong dari selokan. Hiii... sekarang jijay deh. Mengingat itu semua membuat aku tertawa sendiri. Betapa joroknya aku, ha ha ha


Setelah SMP hingga sekarang aku belum pernah lagi menemukan tanaman ini. Lalu kemaren saat main kerumah kakak, anaknya membawa biji biji ini sesuai pulang dari bermain. Waaa... betapa senangnya. Langsung kuminta dan kusiapkan wadah berisi air. Mulai deh bernostalgia, mengulang kenangan masa kecil. Adikku yang sudah umur 13 tahun, ga pernah tahu tanaman ini. Dan dia begitu terkesima melihat biji biji itu berlompatan dari air. Kami tertawa bersama...

Review : Sushi Tei

Sudah lama aku ingin sekali mencicipi hidangan khas Jepang yang sangat populer ini. Baru hari minggu kemaren, aku diajak kakakku makan disebuah kedai makanan Jepang di Galaxy Mall, Surabaya. Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke kedai seperti ini dan juga pengalaman pertama makan sushi ( beneran ).Dulu pernah coba coba membuat sushi sendiri, tapi saat itu aku tidak yakin apakah rasa sushi yang kubuat sudah benar sesuai aslinya.

Sushi Tei. Demikian nama kedai tersebut. Terletak di Level 1, Galaxy Extension Mall lt.2 . Persisnya disebelah mana, aku lupa. Tempatnya santai dan nyaman. Tidak ada suara suara ramai khas warung. Atau suara suara berdencing piring piring yang sedang bergesekan khas rumah makan Padang. Yang terdengar hanya riuh rendah pelanggan yang sedang menikmati hidangan, dan sesekali tawa mereka yang hanya terdengar lamat lamat.

Begitu masuk, kami disambut teriakan lembut para koki dan para pelayan, " Moshi moshi ! ". Para koki yang kebanyakan pria, berseragam putih. Mereka sibuk bekerja menyelesaikan pesanan di pantry yang terletak di sisi paling depan kedai itu. Sesekali mereka meneriakkan sebuah kalimat berakhiran -masu, yang tidak kumengerti artinya, saat sebuah pesanan selesai dibuat. Tidak berapa lama, seorang pelayan akan datang mengambil pesanan tersebut dari meja pantry dan mengantarkannya pada pemesan.

Sedangkan pelayannya hampir seluruhnya perempuan. Mengenakan seragam abu abu dengan potongan busana khas pelayan restoran. Kadang kadang mereka meneriakkan, " Arogatou Gozaimasu ! " tiap kali ada pelanggan yang meninggalkan kedai selesai makan. Sebuah layanan standar perhotelan.

Ruangan dibagi menjadi beberapa meja individu dan meja pantry a la bar. Meja individu ada yang terdiri dari 4 kursi dan 6 kursi. Ada juga meja yang tidak sempat kuhitung jumlah kursinya, terletak lebih 'private' dengan sekat sekat dikeempat sisinya. Ruangan ini terletak lebih dalam. Sedang kami dipersilahkan duduk disebuah meja individu dengan empat kursi, dan hanya dibatasi satu sekat dengan meja lainnya.

Photobucket

Meja pantry terletak tepat didepan pantry tempat koki bekerja. Mungkin yang ingin menikmati suasana sedikit santai a la bar lebih suka duduk disana. Hal yang paling menarik perhatianku adalah meja berputar khas kedai Jepang. Diatasnya sudah terdapat beberapa menu dengan porsi kecil yang diletakkan diatas piring berwarna warni. Warna piring inilah yang nanti menentukan menu apa yang sudah diambil dan -pastinya- rupiah yang harus dibayar. Menarik sekali. Hanya saja tidak ada satu pun makanan yang tersaji diatasnya yang ku kenal. Satu satunya yang bisa aku kenali hanya sekaleng Diet Coke yang diletakkan diatas piring berwarna biru muda. Entah jadi berapa rupiah coke itu setelah masuk kesini. Mungkin akan dikenakan biaya listrik karena sudah muter diatas meja. Atau biaya impor dari Jepang.

Tidak berapa lama setelah kami duduk, seorang pelayan menghampiri meja kami dan meletakkan beberapa buku menu berukuran jumbo diatas meja. Setelah itu dia meninggalkan kami. Tidak ada satupun nama menu yang aku kenal kecuali menu berembel embel, -sushi, -udon, -soba, lainnya mengucapkannya sekali saja tidak cukup untuk menghapalkannya. Meski begitu, dibawah tiap menu dituliskan sedikit penjelasan tentang bahan yang dipakai dalam bahasa Inggris. Aktivitas memesan ini akhirnya kuserahkan pada kakakku yang lebih tahu. Aku lebih tertarik untuk memperhatikan foto foto makanan yang tercetak didalam buku menu, yang dipotret dengan indahnya. Satu satunya yang aku pesan, dan kuucapkan sendiri didepan pelayan adalah, " Iced Tea with Sugar, please ", sesuai dengan yang tertera dibuku menu, dan tercetak dibawah gambar segelas es teh.

Photobucket
My Iced Tea with Sugar

Diatas setiap meja ada beberapa botol dan wadah berbahan stainless yang tidak semua sempat aku liat apa isinya. Yang aku tahu hanya ada sebotol mirin, kalau tidak salah. Sebotol cairan hitam yang lebih kental dan berminyak. Ada juga wasabi, berwarna hijau dan padat seperti pasta -I was not sure it called with wasabi- dan beberapa wadah lainnya. Lalu ada sebuah wadah kayu silinder berwarna merah dan tersedia penjapit kecil didalamnya. Waktu kubuka, tercium aroma yang sangat menyengat. Ini jahe iris. Tapi tampaknya bukan jahe lokal, karena warnanya sedikit kemerahan. Entahlah, aku hanya menebak nebak saja, karena selain Ebi furai, onigiri, chicken katsu, atau tempura, pengetahuanku tentang masakan Jepang sungguhlah sedikit. Dan pastinya, tidak ada satupun makanan makanan yang kusebutkan tadi, tertulis dibuku menu disini. Tidak ada menu menu a la Hoka Hoka Bento atau Hoka Hoka Ten kalau disebut di Jepang sana.

Photobucket
On the table...

Photobucket
Diced ginger...

Tidak berapa lama, empat piring berwarna warni dengan tatanan sushi mungil diatasnya tersaji dihadapan kami. Ada sepiring Tamago Maki Sushi ( satu satunya yang aku hafal namanya ), sepiring sushi berbungkus nori yang diisi tamago dan crabstick ( aku lupa namanya dalam bahasa Jepang ), lalu sepiring sushi berisi daging ikan salmon ( mentah ) yang dicampur dengan acar timun, dan yang paling mewah diantara semua adalah, sushi berisi salmon yang disudah dicampur dengan mayonaise, lalu bagian luar sushi dibalut dengan telur ikan berbentuk butiran bening bewarna merah yang bila dimakan terasa sensasi 'pecah' dimulut. Bahasa jawanya 'kletus kletus'. Aku sudah menyiapkan campuran mirin, cairan hitam kental dan berminyak, dan beberapa iris jahe di sebuah piring kecil. Menurut yang aku tahu, cara makan sushi yang benar adalah dengan mencelupkan mereka kedalam campuran saus saus tadi. Tapi aku tidak tahu bagaimana racikan yang benar. Asal nyampur aja, agar tidak terlihat seperti orang kampung yang baru datang kesini.

Photobucket
Sushi stuffed with salmon and pickled cucumber

Photobucket
Sushi stuffed with salmon and mayonaise
Photobucket
Sushis I ate...

Sayang beribu sayang, sama dengan pengalaman pertamaku makan sushi buatanku sendiri, tidak ada satupun yang bisa diterima oleh lidahku. Aku yang sudah terbiasa makan lemper atau arem arem berbungkus daun pisang, tidak bisa menelan makanan makanan gulung yang cantik ini. Meskipun toh, aku sudah berhasil memasukkan masing masing satu gulung dari setiap menu pesanan kami, rasanya perut ini tidak kunjung menerima. Untunglah ada segelas es teh manis ( ah lebih enak mengucapkan begini ), yang membantu mendorong makanan makanan berasa asin tadi hingga tidak keluar lagi dari perut. Rasanya aku belum cocok makan makanan seperti ini. Terlalu aneh untuk lidahku. Tapi bagi penyuka sushi seperti kakakku, makanan makanan ini sangatlah lezat dan cukup memuaskan selera menyantapnya. Beliau hanya tertawa melihat kami, aku dan suamiku, yang berusaha menelan gulungan gulungan tersebut. Suamiku bilang, " Anggap saja makan lemper. "

Keluar dari Sushi Tei, aku bergegas membeli satu D'Crepe beef burger dan kemudian nongkrong makan donat en ngopi di J-Co. Dua makanan ini jauh sangat lebih diterima oleh perut dan lidahku, dan jauh lebih memuaskan selera menyantapku yang ngampung ini. Nyam - nyam !

Saturday, October 11, 2008

Cake Tape Tabur Keju

Liburan benar benar usai. Saatnya harus kembali kekesibukan sebelumnya. Suamiku dengan pekerjaannya. Anakku dengan sekolah dan permainannya. Dan aku ? Kembali menjadi ibu rumah tangga dengan segudang aktifitas. Mulai fajar hingga larut. Yang bangun lebih dulu dari yang lain dan tidur paling terlambat dari yang lain. Yang kembali menjadi babu, guru, supir, tukang delivery service, koki, cleaning service, laundry service, ojek, blogger, editor, potograper *gadungan *, photoshoper, en so on, en so on...

Tapi hawa liburan benar benar masih melekat didiriku. Aura malas masih melekat ditubuhku. Kedapur, malas. Masak, malas. Nyetrika, malas. Bersih - bersih, enggak dong. Yang ini wajib hukumnya. Meski masih banyak sudut sudut dirumah yang terlewat dari sapu, kain pel dan kemoceng.

Aktivitas baking pertamaku setelah liburan adalah Cake Tape ( resep ). How I luv this cake ! Seminggu sebelum lebaran, kakakku membawakan satu besek tape singkong. Belum sempat diolah sudah kutinggal mudik. Tapi karena takut rusak selama kutinggal pergi, tapenya aku simpan difreezer. Saat pulang mudik, aku lihat tapeku masih dalam kondisi baik seperti waktu kutinggalkan *thanks to freezer*

Cake Tape Keju

Lalu beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan sahabat dekat suamiku semasa SMA dulu. Beliau mengajakku janjian untuk jalan jalan bareng ke salah satu plaza andalan di Surabaya ( makasih ya mbak Dewi ). Dengan senang hati aku menerima ajakan tersebut. Lalu untuk menghargai ajakan tersebut, aku membuatkannya cake tape yang akan kubawa saat bertemu lagi nanti. Namun sayang, pada hari yang telah ditentukan, mendadak beliau ada keperluan yang tidak bisa ditunda. Jadi kami urung pergi bersama. Cake tapenya juga urung dikasi. Gak papalah, mungkin belum jodoh buat jalan bareng ( next time ya mbak ! ) karena beliau segera terbang ke Jakarta hari minggu besok. See you again... Cake tapenya, aku kasih secara virtual aja ya :)

Cake Tape Keju

Friday, October 10, 2008

Mudik Lebaran 2008

Apa kabar blog tercintaku ini. Kesian amat dah dua minggu ga diupdate. Kemana aja empunya ?

Mudik. Jalan jalan.

Mudik lebaran kemaren kami sekeluarga mudik ke Malang selama 5 hari. Lalu diteruskan mudik ke Gresik, tapi hanya satu malam karena keterbatasan waktu. Liburan lebaran kemaren cuma dapat seminggu buat mudik. Jadi bagi bagi waktu.

Kami berangkat pada Minggu subuh. Tidak ada acara berarti di hari pertama kedatangan kami di Malang. Hanya malamnya, kami sempat berkunjung kerumah eyang di Batu. Sempet juga wisata kuliner ke Mie Kediri depan Polres Batu. Sedang pada hari kedua, aku sempat diundang salah satu temanku untuk buka puasa bareng.

Photobucket

Udang goreng mayonaise. Salah satu dari hidangan buka puasa bareng yang paling aku sukai.

Pada malam takbiran, kami menghabiskan waktu bersama saudara saudara untuk berkumpul bersama. Bahkan kami sempat hangout disalah satu cafe baru di Malang, lalu nongkrong dikedai jagung bakar hingga larut.

De Liv Cafe. Tempat kita hang out malam itu. So cozy...

Lebaran tahun ini terasa sangat sederhana. Karena tidak semua anggota keluarga kami dapat berkumpul, sperti tahun tahun yang lalu. Meski begitu tidak mengurangi kebahagiaan kami dapat berkumpul bersama anggota keluarga yang lain. Hari itu, kami menikmati aneka hidangan lebaran. Lalu kami sekeluarga mengunjungi pemakaman kakek nenek kami. Dilanjutkan dengan silaturahmi kesanak saudara yang lain. Malamnya, kami mengadakan konser kecil kecilan disebuah studio mini, disalah satu ruang dirumah kami. Meriah sekali.

Bernyanyi dan bermain musik bersama sudah menjadi salah satu ritual yang wajib dilakukan saat kami berkumpul. Namun saat ini, kesempatan untuk berlkumpul sudah amat jarang bisa dilakukan. Itulah mengapa kami tidak pernah menyia nyiakan sedetikpun waktu kami saat bersama.

Hari terakhirku di Malang, kuisi dengan jalan jalan bersama saudara saudaraku. Mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan baru dikota Malang. Ah, perempuan memang tidak pernah lepas dari belanja ya. Disana aku sempat melihat lihat dan membeli beberapa piring piring cantik dan unik untuk properti memotret. Hobi satu ini memang cukup menguras dompet *sigh*. Malamnya kami kembali hangout dikedai jagung bakar. Menikmati malam terakhir kami di Malang.


Photobucket
Suasana kedai jagung bakar didaerah Klojen, Malang. This is our favourite roasted corn vendor.

Jagung bakar serut. Cara baru menikmati jagung bakar tanpa belepotan dimulut.

Tidak terasa, lima hari sudah kami melewati waktu di Malang. Lima hari yang begitu singkat. Beranjak dari Malang, kami meneruskan waktu liburan kami ke Gresik. Mengunjungi semua sanak saudara kami disana. Sayang, karena terbatasnya waktu, kami hanya menginap semalam disana.

Dihari terakhir masa liburan, kami ( kembali ) berkunjung ke Wisata Bahari Lamongan. Kali ini kami membawa adik adik kami. Ini sudah ketiga kalinya aku kemari dalam empat bulan terakhir. Ha ha ha, terkesan norak ya ? Tapi selama bisa menyenangkan orang lain dan diri sendiri, why not ?

Crushed

Mini Ferrywheel


WBL sangat panas, sesak dan ramai hari itu. Toh tidak mengurangi semangat adik adik kami untuk menjelajah didalamnya. It was their day. Dikunjungan kali ini, aku mencoba salah satu wahana yang belum sempat kucoba dikunjungan kunjunganku sebelumnya. Yaitu banana boat. Aku pikir menumpangi sebuah benda berbentuk pisang raksasa adalah hal yang sangat menakutkan. Pertama karena aku sangat takut kecepatan. Lalu aku juga sangat takut dengan lautan dalam ( yang ini menjurus ke phobia ). Dan yang ketiga aku takut membayangkan bila ada sirip hiu yang meluncur dibelakang pisang kami. Sepertinya aku terlalu banyak berkhayal...

Seashore


Ternyata tidak semenakutkan yang kukira. Sangat menyenangkan malah. If someone ask me to ride it again, surely I wont refuse. With all of my pleasure :)

Semua cacatan selama aku mudik, aku post disini.

Recent Post on Mae's Little Kitchen

My photo
Mom of a lil' girl who still longing for her passion. Obsessed to know more, learn more, take more and give more... Here, on her lil' kitchen.
Unless mentioned, described, or linked, all works and photographs are created by May Irianti. Copyright 2007 - 2008. You may copy only the recipes but please do make a link to this blog. DO NOT COPY . Please ask first !

Followers