I've been longing so long for this day, when I, finally, got my very first cake decorating course.
Kemarin, bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha, disaat umat muslim sedang bersukacita membagi bagikan kurban, aku mendapat kesempatan mewujudkan salah satu dari daftar wish list ku selama ini. Kursus Dekorasi Cake Tingkat Dasar. Akhirnya, aku coret juga dari daftar.
Kelas privat yang bertempat di dapur rumahku, diajarkan oleh Mbak Monica yang baik dan sabar. Kelas diawali dengan pengenalan bentuk bentuk dekorasi butter cream, setelah dicontohkan satu demi satu, aku kemudian mempraktekannya. Meski awalnya tampak mudah, ternyata menyemprotkan butter cream dengan berbagai variasinya ternyata tidaklah mudah. Selain belum terbiasa memegang kantong spuit, aku juga belum terbiasa membuat bentuk bentuk dari semprotan tersebut. Mbak Monica dengan sabar menuntun dan membimbing tiap kali aku melakukan kesalahan. Yang paling berkesan, adalah saat dimana aku belajar membuat mawar dari buttercream. Ini adalah bagian paling sulit. Tapi paling menyenangkan.
Setelah selesai mempraktekan beberapa teori dasar dekorasi, aku pun mulai beralih ke bidang latihan berupa kerucut tumpul dari gabus yang tidak lain adalah dummy cake berbentuk gaun boneka. Dalam bayanganku, dummy tersebut akan kuhias dengan penuh renda. Nyatanya, membuat renda bertumpuk amat sangat sulit. Terutama menstabilkan lekukan dan lipatan renda. Karena belum stabil, renda yang kubentuk tidak bisa lurus, sebagian masih bolong bolong, dan beberapa masih tebal tipis lekukannya. Jadi dipertengahan, aku memutuskan untuk menyelesaikan bidang yang tersisa dengan semprotan bintang kecil. Yang ini aja, sudah cukup membuat tanganku tegang dan pegal.
Barbie cake sudah selesai. Makan siang juga sudah selesai kami nikmati bersama. Akhirnya sampai kepuncak pertemuan kami kali ini, dimana aku harus mendekor sebuah cake sungguhan dengan buttercream sungguhan pula. Sebuah lapis surabaya bundar berukuran 20 cm yang dibawa mbak Mon, menjadi bidang latihanku kali ini. Tiba tiba aku disergap perasaan gugup dan panik. Gimana kalo salah ? Gimana kalo jelek ? Gimana kalo gak rapi ? Trus modelnya gimana ?
Karena bingung menentukan model, aku mencari ide model dari buku cake yang kumiliki. Aku memutuskan untuk membuat cake yang simpel, dengan warna warna yang simpel, dan dekorasi yang simpel pula. Hampir sejam berlalu ( mungkin lebih ) dan aku berhasil menyelesaikan cake tersebut, meski melalui beberapa kecelakaan. Aku menghembuskan nafas panjang, seakan akan beberapa menit sebelumnya aku tak bernafas karena tegang. Meski baru pertama, dan meski belum sempurna, tapi aku merasakan semangat dan kesenangan luar biasa melakukan aktivitas ini.
Masih banyak latihan yang harus kutempuh untuk mencapai kesempurnaan. Setelah mahir menguasai buttercream, kursus dekorasi cake dengan fondant sudah aku tambahkan dalam daftar keinginanku. Menanti untuk segera diwujudkan.
Other photos, click here.Kemarin, bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha, disaat umat muslim sedang bersukacita membagi bagikan kurban, aku mendapat kesempatan mewujudkan salah satu dari daftar wish list ku selama ini. Kursus Dekorasi Cake Tingkat Dasar. Akhirnya, aku coret juga dari daftar.
Kelas privat yang bertempat di dapur rumahku, diajarkan oleh Mbak Monica yang baik dan sabar. Kelas diawali dengan pengenalan bentuk bentuk dekorasi butter cream, setelah dicontohkan satu demi satu, aku kemudian mempraktekannya. Meski awalnya tampak mudah, ternyata menyemprotkan butter cream dengan berbagai variasinya ternyata tidaklah mudah. Selain belum terbiasa memegang kantong spuit, aku juga belum terbiasa membuat bentuk bentuk dari semprotan tersebut. Mbak Monica dengan sabar menuntun dan membimbing tiap kali aku melakukan kesalahan. Yang paling berkesan, adalah saat dimana aku belajar membuat mawar dari buttercream. Ini adalah bagian paling sulit. Tapi paling menyenangkan.
Setelah selesai mempraktekan beberapa teori dasar dekorasi, aku pun mulai beralih ke bidang latihan berupa kerucut tumpul dari gabus yang tidak lain adalah dummy cake berbentuk gaun boneka. Dalam bayanganku, dummy tersebut akan kuhias dengan penuh renda. Nyatanya, membuat renda bertumpuk amat sangat sulit. Terutama menstabilkan lekukan dan lipatan renda. Karena belum stabil, renda yang kubentuk tidak bisa lurus, sebagian masih bolong bolong, dan beberapa masih tebal tipis lekukannya. Jadi dipertengahan, aku memutuskan untuk menyelesaikan bidang yang tersisa dengan semprotan bintang kecil. Yang ini aja, sudah cukup membuat tanganku tegang dan pegal.
Barbie cake sudah selesai. Makan siang juga sudah selesai kami nikmati bersama. Akhirnya sampai kepuncak pertemuan kami kali ini, dimana aku harus mendekor sebuah cake sungguhan dengan buttercream sungguhan pula. Sebuah lapis surabaya bundar berukuran 20 cm yang dibawa mbak Mon, menjadi bidang latihanku kali ini. Tiba tiba aku disergap perasaan gugup dan panik. Gimana kalo salah ? Gimana kalo jelek ? Gimana kalo gak rapi ? Trus modelnya gimana ?
Karena bingung menentukan model, aku mencari ide model dari buku cake yang kumiliki. Aku memutuskan untuk membuat cake yang simpel, dengan warna warna yang simpel, dan dekorasi yang simpel pula. Hampir sejam berlalu ( mungkin lebih ) dan aku berhasil menyelesaikan cake tersebut, meski melalui beberapa kecelakaan. Aku menghembuskan nafas panjang, seakan akan beberapa menit sebelumnya aku tak bernafas karena tegang. Meski baru pertama, dan meski belum sempurna, tapi aku merasakan semangat dan kesenangan luar biasa melakukan aktivitas ini.
Masih banyak latihan yang harus kutempuh untuk mencapai kesempurnaan. Setelah mahir menguasai buttercream, kursus dekorasi cake dengan fondant sudah aku tambahkan dalam daftar keinginanku. Menanti untuk segera diwujudkan.