Monday, November 30, 2009

Curhat : My Up and Down ...

Kyaknya blog ini akan kembali ke fungsi awalnya, sebagai tempat curhat. Hihihi...

Manusia hidup ada naik turunnya. Ups and downs. Kadang diatas kadang dibawah. Aku juga manusia - yang teramat - biasa saja. Mudah naik dan mudah turun. Bahkan kadang kadang saat sedang turun, susah untuk naik kembali.

Memasuki bulan terakhir ditahun ini, ingin sekedar merenungi apa yang sudah kuperoleh sepanjang tahun ini. Suka duka. Sedih senang. Marah bahagia. Semua harmonika dan dinamika kehidupanku. Semua yang kulewati sepanjang tahun ini, yang benar benar menjadi pelajaran berharga buatku...

Aku ingat sekali awal tahun ini kubuka dengan kopdar dan serangkaian kegiatan dibulan Januari itu. Aku juga ingat betapa sibuknya aku saat itu karena tiap akhir pekan selalu diisi dengan acara diluar rumah. Menjadi host event virtual. Dan berbagai kesibukan khas ibu rumah tangga lainnya.

Bulan bulan berikutnya masih cukup sibuk dengan berbagai kegiatan komunitas. Yang masak masak bareng, hunting foto bareng, atau sekedar kumpul kumpul. Selain itu, aku juga diserahi sebuah tanggung jawab baru. Sebuah tanggung jawab -yang pada akhirnya- kuakui bahwa aku belum sanggup menjalankannya dengan baik. Meski begitu, aku mendapatkan sebuah pengalaman dan pelajaran besar di dalamnya, yang aku harap kelak dapat kujadikan motivasi untuk bisa berdiri lebih tegar lagi.

Tak terasa bulan demi bulan berlalu dengan cepat. Ramadhan tahun ini kuisi dengan berjualan kue kering. Lumayan menyita waktu, tapi aku menjalaninya dengan penuh semangat dan ikhlas. Alhamdulillah.... Memasuki trimester akhir tahun ini, aku didera dengan berbagai cobaan. Baik dari segi mental dan materi. Mulai dari perbedaan pendapat dengan 'pacar', pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, wirausaha yang sedang butuh perhatian lebih, dan -yang terberat- melepaskan tanggung jawab yang telah diberikan untukku. Semua yang menguras tenaga, waktu, dan pikiran datang bersamaan dibulan yang penuh arti untukku. September tahun ini, bukan September ceria untukku... It's been a very hard September for me, but it's been a very meaningful September for me also...

Selalu ada pelangi setelah hujan. Ada terang sesudah gelap. Ada solusi untuk setiap masalah. Dan selalu ada hikmah dari tiap kejadian. Alhamdulillah, Allah telah menunjukkan jalan untukku, untuk melalui semua ujian ujian 'kecil' yang diberikanNya. Ibarat murid SD, memasuki tahun keenam adalah tahun penuh ujian agar mereka bisa melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya. Atau ibarat anak kecil, memasuki tahun ke enam, adalah masa dimana mereka harus mengejar semua ke-bisa-an untuk mempersiapkan diri memasuki gerbang pendidikan SD, dimana anak anak dituntut harus memikul tanggung jawab lebih dari sebelumnya. Mungkin kamipun begitu. Mungkin ini hanya sebuah ujian agar kami bisa lebih kuat dari sebelumnya. Aku berusaha melewati semua dengan ikhlas, dan tak disangka sangka, hikmahnya sungguh luar biasa ! *apa hikmahnya cukup aku aja yang tahu ya.. hihi*

And this is the end of the 2009's journey. Masih ada 1 bulan lagi, semoga bulan penutup ini membawa berkah yang lebih bagiku dan keluargaku ( amin ). Aku merasa telah di 'refresh'. Semangatku kembali, semangat belajar yang selalu ke elu elu kan selama ini. Ya Allah, masih banyak hal yang ingin ku pelajari. Aku ingin belajar. Aku ingin terus belajar !! Selama ini aku terlalu manja untuk tidak peka melihat segala kesempatan yang telah Kau berikan. Semoga semangat ini tidak akan luntur, bahkan hingga akhir nafasku..

Ngomong ngomong soal belajar, aku mendapat kesempatan istimewa untuk belajar satu ilmu baru lagi dalam cake decorating. It is fondant decorating. Padahal sebelumnya sempet anti mau belajar yang satu ini. Ternyata it's so much fun ! Meski begitu, kyaknya harus bersabar untuk bisa menguasai teknik dekorasi fondant ini, karena tools pendukungnya mahal mahaaal. Harus nabung lebih giat nih. Tapi santai aja lah, peralatan bukan penghalang kreatifitas. Sementara pake benda benda yang ada dulu. Sedikit sedikit baru deh mulai ngoleksi pernak pernik yang 'mewah' itu.

Udah ah. Omongannya dah mulai ngelantur. Tidak ada konektivitasnya sama tema dan judul, hehehe... pokoke, semangat !!!

Saturday, November 28, 2009

KBB #14 : White Bread


It's KBB timeee !!
Rata Penuh
Time for another challenge !

Time for another experiment !

Time for another rush hour !

*lebay amat sih*

Oki doki. Tantangan KBB bulan ini adalah White Bread. Gampang laaah *sombong*. Eits, tapi bukan KBB kalo gak ada tantangannya. Jadi kali ini kita dituntut tidak hanya meng-uji coba sebuah resep tetapi juga berhitung. Hah ? Berhitung ?? Yup ! Karena resep kali ini bukan berupa jumlah jumlah komposisi bahan tapi persentase bahan atau rumus/ formula. Nah, kita dituntut harus menghitung sendiri jumlah bahan sesuai dengan persentase yang ditentukan. Aduh, kedengerannya kok rumit banget yah. Aku juga bingung kalo disuruh njelasin. Ya udah, langsung kesini aja deh buat jelasnya.

Jadi, setelah mempelajari formulanya *sok jenius* aku mutusin untuk bikin dikit ajah. Cuma 300gr tepung. Jadi masing masing bahan dipersentasikan dari 300gr itu. Kurang lebih gini aku ngitungnya :

(%) x jumlah tepung : 100 = jumlah bahan

dengan perhitungan diatas, aku dapatkan jumlah bahan lainnya seperti ini ( dengan patokan jumlah tepung 300gr ) :

Bread flour - 100% = 300gr
Salt - 1.8% = 5.4gr
Granulated sugar - 7.7% = 23 gr*
Powdered milk (Dried Milk Solid) - 6.2% = 19 gr*
Instant yeast - 1% = 3 gr
Egg, slightly beaten at room temperature - 7.7% = 23 gr* ( kira kira 1/2 butir telur )
Butter, room temperature - 7.7 %= 23 gr*
Water - 62.8% = 189 gr*

*) jumlah ganjil yang dibulatkan

Setelah mendapatkan jumlah jumlah tersebut, barulah kita pergi kedapur, hyuuuk...

KBB #14 : White Breads

Seperti yang kita tahu, roti membawa momok menakutkan bagi beberapa orang yang baru ingin mencobanya. Klo bantet gimana ? Klo keras gimana ? Susah deh kyaknya... Enggak sama sekali ! Bikin roti sendiri dirumah itu mudah kok. Iya tapi kan harus punya mixer khusus dulu... Eh, kata siapa ?? Bahkan manusia bisa bikin roti itu jauuuuuuuuuuh sebelum mixer ditemukan. Sebelumnya ? Ya pake tangan juga kan ! Mending beli deh, gak susah susah nguleni. Percaya deh, klo bisa bikin roti sendiri dirumah, perasaan bangga yang didapat itu yang gak bisa dibeli. Apalagi kalo dapat pujian dari orang orang tercinta dirumah, dijamin Breadt**k aja lewat deh enaknya, hihihi....

Jadi demi asas kebersamaan, aku bikin roti ini pake tangan ( gak 100% pake tangan sih, karena setelah foto foto step by step, adonan kucemplungin mixer, hehe... ). Ini hanya sedikit gambaran kalo mau nguleni pake tangan. Karena menurut aku, emang yang paling menentukan kalis enggaknya adonan nantinya, ya pada saat pengulenan pertama kali atau pada tahap homogenisasi/ penyatuan ( khusus pengulenan dengan tangan ). Semoga step by stepnya jelas ya..


1. Campur semua bahan kering ( kecuali garam ), aduk rata lalu buat kawah ditengahnya.

2. Campur bahan cair ( air & telur ), aduk rata lalu tuang persis ditengah kawah.

3,4,&5. Aduk dengan gerakan memutar menggunakan spatula, sendok atau garpu secara perlahan hingga adonan bagian tengah mengental dan tepung disekelilingnya luruh perlahan. Sembari diaduk, tekan tekan spatula agar tepung tidak terlalu bergerindil. Teruskan mengaduk.

6. Aduk hingga tepung disekelilingnya tercampur. Bila spatula sudah tidak kuat mengaduk, gunakan tangan. Dengan tekanan ringan, uleni adonan dengan gerakan melipat hingga tepung benar benar tercampur rata. Uleni sebentar hingga adonan menyatu/ homogen ( semua bahan sudah saling terikat ).

7. Adonan yang sudah homogen. Bila masih terasa lengket, tambahkan tepung sedikit demi sedikit ( masukkan sesendok demi sesendok ). Sebaliknya, jika terasa padat dan berat, tambahkan air, sesendok demi sesendok sekali masuk.

8,9. Masukkan mentega dan garam dengan mengoleskannya dipermukaan adonan. Uleni kembali dengan gerakan melipat, dorong, lipat kedalam, dorong keluar, mirip gerakan orang mencuci pakaian. Pada tahap ini, tangan akan terasa licin, lengket dan kurang nyaman. Teruskan menguleni karena lama kelamaan adonan akan terasa melunak dan kalis ( tidak menempel ditangan ). Bila adonan masih terasa padat dan berat, tambahkan mentega sedikit, bila terasa terlalu lunak, tambahkan tepung dengan cara menaburkan dipermukaan adonan. Pindahkan ke atas meja, atau kedalam wadah yang permukaannya luas ( talenan, nampan. dll ) untuk memudahkan pengulenan.

Perlu diperhatikan, bila menguleni dengan tangan maka suhu tangan kita akan mempengaruhi proses fermentasi menjadi lebih cepat. Jaga agar pengulenan tidak terlalu lama, karena adonan yang sudah profing saat masih diuleni akan sulit sekali kalis. Tandanya, adonan terus terasa lunak dan lengket padahal sudah ditambahkan tepung yang cukup banyak. Bila terjadi, sudahi pengulenan, taburkan tepung diatas adonan, lalu segera bulatkan dan mulai proses profing.

10. Adonan yang sudah kalis, dan dibulatkan. Istirahatkan selama 60 menit atau hingga mengembang dua kali lipat.

11. Adonan yang sudah mengembang. Kempeskan.

12. Potong potong, timbang dan bulatkan. Selain dengan ditimbang, agar memperoleh ukuran yang sama, gulung adonan memanjang, lalu potong potong dari tengah ke samping ( potong jadi 2, 4, 6, 8, dst ) Diamkan kembali selama 10 - 15 menit. Adonan siap dibentuk.

KBB #14 : White Breads

Kali ini, aku bentuk rotinya sederhana saja, sesuai dengan resepnya. Bentuk buns dan rolls. Finishingnya juga sederhana sekali. Karena bukan golongan roti manis, maka roti jenis ini akan lebih nikmat bila di sajikan gurih. Jadilah, kubuat roti ini menjadi spicy bread, bertabur dry herbs dan di nikmati dengan garlic sauce. A perfect snacks for me and my family.

KBB #14 : White Breads

KBB #14 : White Breads

Teksturnya sendiri, lumayan menurut aku. Tidak terlalu berongga besar, juga tidak terlalu padat, tapi tidak seempuk roti manis. Setelah disimpan 3 hari, agak sedikit keras tapi setelah dipanaskan sebentar di toaster, roti menjadi empuk kembali.

Jadi, tunggu apa lagi, bikin roti sendiri yuuukkk..... !


Tuesday, November 24, 2009

It's Mango Season and Time for Ice Cream !!!

Saat ini sedang memasuki puncak musim buah mangga di Surabaya. Mungkin juga dibeberapa kota lain atau bahkan diseluruh Indonesia ( kecuali Papua aku rasa, buah dan sayur sulit tumbuh disana ). Bila memasuki musimnya seperti ini, you can almost find them everywhere and anywhere. Yup, mereka ada dimana mana. Hampir semua orang menyukainya. Bahkan aku ragu bila ada orang yang tidak menyukainya.


Aku dan seluruh keluargaku termasuk penggemar berat buah mangga. Kami bahkan mempunyai pohon mangga sendiri dirumah masing masing. Bahkan ada yang memiliki beberapa varietas berbeda. Bila musimnya tiba, kami bahkan punya tradisi bertukar hasil panen.

Alhamdulillah, pohon mangga didepan rumah kami, tahun ini berbuah lebih banyak dari tahun lalu. Meski tidak serimbun pohon mangga lain, tapi buah yang dihasilkan sudah lebih dari cukup untuk dikonsumsi keluarga kecil kami.

Kami tidak menunggu sampai buah buah tersebut matang benar, karena bila menunggu matang, dikhawatirkan buah buah itu tidak akan selamat karena keburu diserang kelelawar buah ( codot ). Kira kira saat mereka mengkal ( kekuningan tapi masih keras ) kami sudah memetiknya. Kegiatan ini tentu sangat menyenangkan untuk seluruh keluarga. Karena masing masing punya tugas. Ada yang mendapat bagian memetik menggunakan tongkat petik, ada yang kebagian mengarahkan, ada yang kebagian menerima hasil petikan, dan yang paling seru tentu bila buah yang jaraknya cukup jauh sulit terpetik. Biasanya kami malah berteriak teriak seperti orang yang sedang nonton pertandingan sepak bola :D


Setelah dipetik, buah tidak bisa langsung dimakan. Kecuali untuk rujakan, buah yang mengkal memang lebih enak. Untuk buah potong, kita harus menginapkan dulu beberapa hari ( bahkan bisa sampai seminggu lebih ) sampai buah benar benar empuk dan matang. Lalu, diapakan buah sebanyak itu? Ya dimakan begitu saja sebagai buah potong. Tidak perlu takut bila tidak ada yang menghabiskan. Karena dijamin pasti habis oleh kami !

Sebelum dihabiskan, aku menyisihkan dua buah untuk ku olah menjadi es krim. Hmm... menyebut namanya saja, lidah sudah terasa dingin.

Ripe Mango

Ketagihan dengan sorbet stroberi yang aku buat beberapa waktu lalu, aku berencana menggunakan tepung es krim instant yang sama ( merk Haan's ) , tapi sayang aku tidak kunjung menemukan tepung tersebut yang beraroma mangga. Aku pun mencari penggantinya yang bersifat netral ( tidak bearoma khusus ), yaitu Haan's Whippy Cream. Sebenarnya ini bukan tepung es krim instan, melainkan tepung krim kocok. Ya sudahlah dicoba saja dulu...

Hmm, ternyata tidak mengecewakan !

Mango Ice Cream

Mango Ice Cream

2 buah/ 300 gr daging mangga matang , sisihkan 1/4 nya( aku pake mangga gadung )
gula secukupnya tergantung tingkat kemanisan yang diinginkan ( tergantung buahnya juga ) aku pake 4 sdm...
300 ml whipped cream ( aku pake 100 gr whip cream bubuk + 200ml air es )
2 cup ( @80 gr-an ) yoghurt rasa mangga

Cara membuat :
Haluskan/ blender 3/4 bagian daging mangga dan gula hingga menjadi puree, tambahkan yoghurt, sisihkan
potong kecil kecil 1/4 bagian lainnya, untuk sensasi fresh fruit ( komposisi ini bisa dirumah sesuai selera )
kocok whip cream hingga kaku, masukkan puree mangga, kocok lagi hingga tercampur rata. Masukkan potongan buah mangga, aduk rata. Tuang dalam cup atau kotak plastik. Bekukan.

Ternyata texturnya lebih halus dari sorbet stroberi kemarin. Cuma satu yang kurang, kurang asam. Padahal itu bagian yang paling aku suka. Mungkin aku perlu menambahkan sedikit air perasan jeruk nipis ( tips dari mbak Lia ) atau menambahkan jumlah yoghurt-nya. Tapi, ini aja dah enak kok. Patutlah dicoba. Oya satu lagi, es krim yang ini lebih gampang leleh dari yang stroberi kemaren.

So, ice cream anyone ?

Monday, November 9, 2009

Obrolan : Sate... Sate... Satenya Dek !


Sate. Denger namanya ada pasti udah kebayang aromanya. Daging, ayam, atau kambing yang dipotong kecil, dibakar dan dihidangkan dengan bumbu kacang+kecap... Hmmm tak heran, kuliner satu ini jadi favorit semua orang, semua kalangan dan semua umur.

Sate juga menjadi salah satu makanan yang sangat mudah di jumpai. Bahkan hampir selalu ada dalam menu rumah makan khas Indonesia. Sate padang, sate ponorogo, sate madura apapun jenisnya ( you name it ! ), semua mempunyai penikmat masing masing. Saya yakin, anda pun menyukainya dan mempunyai tukang sate langganan kesukaan keluarga anda. Tidak terkecuali saya. Dan tukang sate pilihan saya adalah tukang sate yang selalu memisahkan wadah sate mentah dengan sate matang. Bingung ? Yuk, saya jelaskan dikit deh...

Seperti yang kita tahu - banyak diulas berulang ulang, di TV, majalah, internet, dan media informasi lainnya - bahwa daging mentah mengandung banyak kuman. Kuman tersebut hanya bisa dimusnahkan dengan cara memanaskan daging hingga suhu tertentu. Dalam hal ini, mematangkan daging dengan cara dibakar hingga matang. Untuk menghindari kuman ini berpindah tempat terutama pada makanan yang siap disantap, maka kita dianjurkan untuk memisahkan wadah bekas daging mentah ( dan benda benda yang kontak langsung ) agar tidak digunakan lagi pada makanan yang sudah matang/ siap santap. Tapi terkadang, hal ini tidak berlaku bagi beberapa tukang sate... ( I said beberapa lo ya... gak semua :D )


Saya sudah pernah menjajal beberapa tukang sate yang tersebar di daerah tempat saya tinggal. 80% ( menurut survey kecil kecilan saya ) meletakkan sate yang selesai dibakar pada piring tempat mencampurkan daging mentah dan bumbu sebelum dibakar. Yup, mereka menggunakan wadah yang sama untuk sate mentah dan sate yang selesai bakar ( untuk kemudian dihidangkan ). Well, they are ( absolutely ) out of my list :D


Pilihanku, adalah tukang sate yang menyiapkan dua piring disamping mereka. Satu untuk sate mentah siap bakar, dan satu lagi untuk meletakkan sate yang telah dibakar. Selain itu mereka ( yes, they are a spouse ) selalu menjaga 'meja kerja' mereka selalu bersih. Dan lagi, tukang sate langgananku ini punya rasa sate yang paling enak diantara yang lain ( promosi ). Well, sebuah kebetulan yang menyenangkan bukan ? What about yours ?

Semoga bermanfaat !

Friday, November 6, 2009

Madu Mongso

Saat saya pertama kali memosting foto dan resep cake madu mongso, beberapa kawan menanyakan pada saya, apa itu madu mongso ? Seperti apa bentuk dan rasanya ? Terbuat dari apa ? Saya cukup terkejut mendengarnya. Karena selama ini saya mengira madu mongso adalah kudapan/ jajanan yang sudah cukup di kenal di Indonesia. Akhirnya saya tergelitik untuk menulis sedikit mengenai madu mongso, sekedar perkenalan bagi yang belum tahu, tapi sebatas pengetahuan saya saja ya...

Madu Mongso / Fermented Sweet Tidbits

" Madu mongso adalah makanan yang terbuat dari ketan hitam yang difermentasi selama 3 hari dan setelah itu dimasak dengan santan dalam kuali sampai lekat " ( dikutip dari Wikipedia ).

Singkatnya madu mongso adalah olahan berbahan dasar tape ketan hitam atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan peyeum ( Sunda ). Tape ini kemudian diproses lagi dengan dimasak dengan santan kental yang cukup banyak, ditambahkan gula jawa ( gula merah ) dan dimasak dalam waktu yang cukup lama hingga menjadi seperti pasta ( jenang ) yang manis, dan legit. Rasanya, tidak jauh beda dengan jenang pada umumnya. Hanya tidak sehalus dan selembut jenang karena butiran butiran biji ketan masih bisa dirasakan pada madu mongso. Setelah matang dan dingin, madu mongso kemudian dibungkus dengan kertas roti aneka warna yang menyerupai permen.

Madu Mongso / Fermented Sweet Tidbits

Biasanya madu mongso menjadi salah satu suguhan wajib saat Lebaran. Tapi saat ini madu mongso hampir dapat selalu ditemukan di beberapa daerah terutama di kota kota di Jawa Timur - Jawa Tengah sebagai oleh oleh ataupun bingkisan khas kota tersebut. Mengenai asal muasal kenapa di namakan Madu Mongso, saya sendiri belum menemukan jawabannya ( sudah coba cari di Google tapi tidak ketemu ). Saya juga belum menemukan resep yang sesuai untuk saya share disini. Masih belum pernah membuatnya sendiri. Apabila sudah, tentu akan saya share disini.

Hanya ini yang saya tahu tentang madu mongso. Semoga sekelumit informasi ini dapat memuaskan rasa ingin tahu teman teman yang sebelumnya memang masih asing dengan jajanan satu ini.

Semoga bermanfaat !

Wednesday, November 4, 2009

Cake Madu Mongso / Sweet Fermented Tidbits Cake

Belakangan ini mood ku sedang sangat baik. Hampir semua yang kukerjakan, kulakukan dengan semangat. Alhamdulillah... Tidak terkecuali mood bereksperimen didapur. Bawaannya pengen nyobain resep resep yang aku browse di Google. Banana cake, bread pudding, es krim, sorbet, dan masih banyak lagi lainnya. Semua resep yang aku kumpulkan dalam bentuk print out dari internet. Semakin hari semakin menumpuk. Menunjukkan banyak sekali yang ingin segera kupraktekan.

Sayangnya, udara benar benar sedang tidak mendukungku. Hawa panas dan kering yang mendera kota Surabaya 3 bulan terakhir ini sungguh - akhirnya- benar benar membuat aku bertekuk lutut tak berdaya di dapur. Seperti yang sering kuceritakan sebelumnya, dapurku terletak dibagian paling belakang, semi outdoor. Pada siang hari, dapur adalah bagian yang paling kuat terpapar sinar matahari dibanding bagian lain dirumah. Inilah yang akhirnya membuat aktivitas didapur pada siang hari sedikit kurang nyaman karena 'hangat'nya suhu ruangan.

Alhasil waktuku di siang hari banyak terbuang dengan hanya berdiam diri di kamar. Temperatur a/c yang sudah ku set di titik terendah 18 derajat pun hanya terasa seperti hembusan kipas angin yang - sedikit- sejuk. Padahal biasanya pada titik temperatur 24 saja tubuh ku sudah tidak kuat menahan hawa 'dinginnya'. Tapi mau gimana lagi, mengeluh juga rasanya kurang bersyukur... Karena diluar sana masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja dibawah terik matahari.

Minggu lalu saat berkunjung ke rumah keluargaku di Gresik, nenekku sedang membuat sewajan besar madu mongso. Tentu saja, saat akan kembali ke Surabaya, beliau tidak mengijinkan ku pulang tanpa membawa semangkuk besar madu mongso. Karena tak ingin membuat beliau kecewa, kuterima saja. Bisa ditebak, sesampai dirumah aku bingung sendiri bagaimana menghabiskan madu mongso sebanyak ini...

Dyptich - Madu Mongso

Teringat salah satu edisi tabloid KoKi yang pernah memuat aneka resep berbahan dasar madu mongso. Langsung saja ku bongkar tumpukan tabloid - yang biasanya hanya kubuka buka tanpa membaca isinya - dibawah meja. Edisi demi edisi kuamati untuk mencari di edisi mana aku pernah menemukan kumpulan resep itu. Ha ha, memoriku berfungsi baik saat itu ( aku adalah seorang pengidap penyakit lupa yang cukup akut ).

Dapat ! Resep aneka modifikasi madu mongso itu dimuat disalah satu edisi. Ada 4 resep yang dimuat disana. Aku memilih salah satu yang paling mudah dan yang semua bahannya ada dirumah. Yup, pilihanku jatuh pada Roll Gulung Madu Mongso. Roll ??? Umm ... lihat saja nanti lah...

Siang hari kemarin - sama seperti siang siang sebelumnya - cuaca sangat 'cerah' dengan matahari yang bersinar menyilaukan. Cucian yang baru saja kujemur kering dalam waktu satu jam saja. Hmm... bagaimana dengan kita ? Semangat yang sudah ku himpun sejak pagi untuk bereksperimen di dapur, tiba tiba saja menciut sepulangnya aku dari menjemput putriku dan kemudian masuk ke dapur. Ya ampun, bahkan untuk bertahan 5 menit saja aku rasanya tak tahan... Jadilah, alih alih masuk dapur, aku - pada akhirnya - masuk kamar lagi.

Setelah menidurkan putriku, aku kembali membuka lembar demi lembar tabloid yang tergeletak diatas meja kamarku. Kembali ku baca resep yang sudah aku tandai. Kemudian berfikir sejenak. Tit ! Udahlah, bodo amat ama cuaca. Masih syukur dapurku ada atapnya. Sesaat kemudian aku sudah berdiri didapur, menyiapkan kitchen scale, mixer, bowl, tepung, telur dan bahan bahan kue lainnya, dalam keadaan - tentu saja - basah berkeringat !

Aku berusaha menyelesaikan resep ini dengan cepat. Maksudnya agar tidak berlama lama berada di luar ( dapur termasuk area 'luar' bagiku ). Sekitar 45 menit, cake sudah matang. Hmmm... mencium aromanya, seketika hawa panas dan gerah tidak lagi kurasakan. Lega rasanya bila sudah menyalurkan 'hasrat' untuk bereksperimen.

Jadilah ini, hasil perjuangan ku melawan panasnya cuaca.

Cake Madu Mongso / Fermented Sweet Tidbits Cake

Cake Madu Mongso

( Sumber : Tabloid KoKi dengan sedikit modifikasi )

Bahan :

5 butir telur utuh
50 gr gula pasir ( resep asli : 75 gr )
1 sdt SP

100 gr tepung terigu
1 sdm susu bubuk
1 sdm tepung maizena
1/2 sdt garam

100 gr madu mongso / tape ketan hitam ( resep asli : 50 gr )
75 gr mentega /margarin, lelehkan

Direction :

Siapkan loyang 22 x 22 x 4 cm, olesi mentega dan alasi dengan kertas roti, olesi lagi dengan mentega, sisihkan. Atau bila ingin dibuat roll, bisa menggunakan loyang 27 x 27 x 3 cm. ( Karena ragu ragu dibuat roll, aku memutuskan dibuat cake potong aja. Lebih aman, hehehe.... mae )

Panaskan oven hingga kurang lebih bersuhu 180 degC.

Campur semua bahan kecuali mentega dan madu mongso. Kocok dengan mixer kecepatan tinggi hingga kaku dan pucat. Masukkan madu mongso, kocok sebentar hingga rata. Terakhir tuangkan mentega lalu aduk perlahan - dengan gerakan melipat - hingga rata. Tuang dalam loyang dan oven hingga matang ( kurang lebih 15 menit di suhu 160 derajat celcius )

Dyptich - Madu Mongso

Hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Textur sedikit padat, lebih mirip butter-type cake timbang sponge-type cake. Mado mongsonya tidak terlalu berasa karena disamarkan oleh aroma butter yang lebih menonjol. Hmmm... sangat cocok di makan sebagai pendamping teh di pagi atau sore hari. Ohya, madu mongso dalam cake ini bisa diganti tape ketan hitam kalo mau. Karena berasal dari bahan dasar yang sama, aku rasa cocok cocok aja, bahkan mungkin akan lebih kuat aromanya bila menggunakan tape ketan hitam.

Jadi, kalau kebetulan dirumah punya persediaan madu mongso dan bingung mau diapakan, coba resep ini aja. Sekarang aku mo mikir lagi nih, gimana ngabisin sisa madu mongso yang - tetep aja - masih banyaaaak.....

Recent Post on Mae's Little Kitchen

My photo
Mom of a lil' girl who still longing for her passion. Obsessed to know more, learn more, take more and give more... Here, on her lil' kitchen.
Unless mentioned, described, or linked, all works and photographs are created by May Irianti. Copyright 2007 - 2008. You may copy only the recipes but please do make a link to this blog. DO NOT COPY . Please ask first !

Followers