Thursday, April 30, 2009

MasBar : ( Bukan Bubur ) Gempol


( Haduh maksa pulak judulnya ! )

Senengnya, akhirnya kesampean juga ikutan Masak Bareng yang di prakarsai oleh Ayin, Deetha dan Shinta. Secara dah dari duluuuuu banget pengen ikut, tapi apa daya suka telat karena lupa.

Bulan ini hampirrr aja lupa, untung diniatin bener bener jangan sampe lupa, meski akhirnya last minute juga :D

Trus, bikin apa neh ? Hehe, denger kata jajan dari beras langsung inget sama jajanan jaman kecil dulu. Jajanan ini juga belum pernah aku temukan didaerah lain. Namanya Gempol. Bulatan sebesar bola bekel yang dibuat dari tepung beras dan disajikan dengan kuah santan encer mirip kuah dawet. Sampai sebesar ini, jajanan ini hanya aku temukan di Gresik, kota kelahiranku.

Waktu searching di Google, ternyata ada juga bubur yang bernama sama. Sekilas tampak sama, tapi setelah dicermati, perbedaan terletak pada 'kuah'. Bubur gempol disajikan secara bubur. Tepung beras yang diolah dan dibentuk sebesar kelereng itu, disajikan dengan bubur gula merah kental dengan saus santan, atau sebaliknya, disajikan dengan bubur santan kental dengan saus gula merah.

Sejenak ingin bernostalgia, aku tiba tiba pengen banget bikin gempol ini. Sayaaaang, waktu tanya ke nenekku yang udah seperti gudang resep buat aku, ternyata nenek juga gak tahu resepnya. Huwaaaa... piyeee ??? Tak mau patah semangat, aku coba lagi searching tentang si Gempol ini, dan balik lagi resultnya ya mengarah ke bubur gempol. Ya udah, gak ada salahnya dicoba...

Dan, taraaaa ini Gempolku.

Gempol

Resepnya disadur dari sini, dengan sedikit modifikasi terutama di kuah dan saus. Aku tidak menggunakan keduanya, melainkan kuganti dengan kuah santan encer.

Gempol

Bahan A :

125 gr tepung beras , perciki dengan air hingga lembab, kukus 15 menit
100 gr kelapa parut, setengah tua
20 gr tepung kanji ( hati hati jangan sampe kelebihan )
100 ml air pandan suji yang diblender, aku pake air biasa + esens pandan
1 sdt garam halus

Kuah :

500 ml air
2 bungkus santan instan kemasan kecil ( segitiga )
50 gr gula merah, bisa dikurangi kalo dirasa kemanisan
25 gr gula pasir
1/4 sdt garam
2 lembar daun pandan, simpulkan

Cara membuat :

Campur bahan A hingga tercampur rata, lalu bulatkan sebesar kelereng ( punyaku sebesar bola bekel ). Panaskan air hingga mendidih, lalu rebus hingga bola bola mengapung, angat, tiriskan dan sisihkan.

Kuah :

Panaskan air , daun pandan dan gula, lalu didihkan hingga gula larut. Masukkan santan, dan aduk cepat lalu matikan api.

Sajikan gempol dengan kuahnya.

Hasilnya, jauuuuuuuuh dari yang kupikirkan. Sama sekali tidak mirip dengan gempol yang biasa aku makan di Gresik. Beda, tapi tetep enak. Cuma kayaknya aku masukin tepung kanjinya kebanyakan, jadi kenyal banget. Satu lagi, warnanya kecoklatan, gempol yang biasa aku makan warnanya putih bersih. Mungkin emang lebih bagus ikut resep asli, dengan menambahkan daun suji.

Wiskul Food Monster Part. 2

Liputan sebelumnya....

Setelah cukup melampiaskan hasrat berbelanja bahan makanan laut, kami segera meneruskan petualangan kuliner kami menuju kawasan Sindujoyo yang terkenal sebagai pusat oleh oleh dan jajanan khas Kota Gresik.

3. Otak otak Bandeng Bu Muzanah

Kendaraan kami melaju pelan dijalanan kota Gresik yang ramai pagi itu. Melewati deretan toko toko dijalan Usman Sadar, berbelok ke kawasan Pasar Baru Gresik, memutar didaerah Kemasan ( Kota Tua ) dan berhenti tepat disalah satu sisi jalan Sindujoyo. Tepatnya di Jalan Sindujoyo XI, gang dimana sebuah toko kecil berada. Otak otak Bandeng Bu Muzanah, sudah demikian populer di kota Gresik bahkan gaungnya pun terdengar hingga keluar kota Gresik. Kami tiba di toko kecil yang terletak sekitar 40 meter dari depan gang.

Toko itu begitu mungil ,mungkin luasnya tidak lebih dari 2 meter persegi. Didalamnya terdapat beberapa etalase dan rak, tempat memajang aneka oleh oleh khas Gresik, seperti Jubung ( jenang hitam ), jenang, madu monggo, dan kletikan kletikan khas Gresik lainnya. Diatas salah satu etalase juga terdapat sebuah etalase kecil berisi beberapa potong bandeng asap yang digantung dengan rapi. Disebuah rak lain mirip gantungan handuk yang diletakkan di bagian depan toko, terdapat beberapa bungkus pudak yang digantung secara berkelompok atau paketan.

Lalu dimana otak otak bandengnya diletakkan ? Otak otak bandengnya tidak didisplay, melainkan diambil langsung kedalam ( dapur ) sesuai dengan jumlah yang dipesan pengunjung. Dan otak otak ini lah yang membawa kami kesini. Mengapa otak otak ini begitu istimewa, ulasan singkatnya bisa dibaca disini.

Beranjak dari Bu Muzanah, kami pindah kelokasi lain yang terletak tidak jauh dari Toko Bu Muzanah. Masih di jalan Sindujoyo kota Gresik, terdapat sebuah toko oleh oleh yang juga tidak kalah terkenalnya dengan lokasi sebelumnya. Toko itu bernama Sari Kelapa yang terkenal dengan Pudaknya. Bagi yang belum mengetahui, pudak adalah sebuah jajanan khas Kota Gresik yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula, yang dikukus dan dibungkus dengan daun Aren. Selain dari tepung beras ada pula pudak yang terbuat dari tepung sagu. Pudak jenis ini biasanya berwarna coklat.

Selain pudak, toko kecil yang terletak dipinggir jalan ini juga menjual aneka jajanan khas Gresik lainnya. Beruntung sekali, kami diperbolehkan untuk melihat secara langsung proses pembuatan pudak. Semua dikerjakan secara manual dengan peralatan yang sangat sederhana didapur kecil yang sangat sederhana pula.

4. Nasi Krawu Buk Tiban

Hari semakin siang. Matahari telah berada tepat diatas kepala kami, menandakan waktu telah menunjukan tengah hari. Beberapa tempat tujuan masih belum dikunjungi. Maka tanpa membuang waktu, kami menuju lokasi berikutnya, yaitu Nasi Krawu Buk Tiban.

Sepanjang sepengetahuan saya, dan selama hampir 3 tahun menetap di Gresik, Nasi Krawu Buk Tiban adalah salah satu warung Nasi Krawu yang paling populer di Gresik. Bersaing dengan Nasi Krawu Bu Azzah dan nasi Krawu Buk Su ( Habbah Sufa ). Tentu masing masing memiliki cita rasa dan keistimewaan masing masing.

Bagi yang belum mengetahui, Nasi Krawu adalah nasi dengan lauk daging suwir yang empuk ( krawu ), dengan dua macam serundeng, dan sambel hitam yang sangat khas. Kesitimewaan nasi krawu terletak pada nasinya yang empuk dan padat, daging krawu yang gurih dan ( kadang kadang ) manis berendam minyak, dan sambal hitam yang merupakan paduan dari petis dan terasi dengan rasa pedas yang menyengat. Konon, nasi krawu ini dibawa oleh orang Madura yang hijrah ke kota Gresik. Dan hingga kini, mayoritas penjual Nasi Krawu adalah orang / keturunan Madura asli di Gresik.

Disini kami tidak berhenti untuk makan. Selain masih merasa kenyang, kami juga berusaha menghemat waktu dengan hanya membungkus sebagai oleh oleh keluarga dirumah. Sejenak kami melepas lelah setelah berdiri cukup lama demi memborong oleh oleh di jalan Sindujoyo. Selesai berbungkus ria, kami melanjutkan penelusuran kami ke Rumah Makan Pak Elan, yang terletak di jalan Veteran Kota Gresik.

5. Es Legen Pak Elan

Ini termasuk salah satu tempat makan favorit di kota Gresik. Menu yang ditawarkan sebagian besar adalah olahan bandeng. Selain olahan bandengnya, adapula es Legen yang juga tak kalah populer. Dan kami tiba disini, untuk menikmati es Legen yang terkenal itu.

Legen adalah minuman yang berasal dari nira mayang yang disadap dari pohon Siwalan. Lebih lengkapnya telah ditulis disini. Di Pak Elan sendiri, legen disediakan dalam porsi porsi dan ukuran tertentu mulai dari gelas, botol, bumbung ( diminum ditempat ) sampai jerigen ( untuk dibawa pulang ).

Melepas dahaga, kami memesan satu bumbung legen untuk dinikmati bersama. Saya tidak ikut menikmati karena saya tidak begitu suka. Tapi melihat yang lain meneguk minuman dingin ini, saya sudah merasa senang. Terlihat bahwa segelas minuman ini sudah sangat menyegarkan bagi mereka. Meski begitu, saya membawa pulang satu jerigen kecil berisi 2,5 liter legen sebagai oleh oleh untuk keluarga dirumah.

Meninggalkan Pak Elan, kami meluncur ke sebuah mesjid demi menunaikan kewajiban kami, dan menutup perjalalan kami di kota yang terkenal dengan wisata religinya ini.

Selanjutnya, kami meluncur ke kawasan Ampel Surabaya....

( bersambung )

Monday, April 27, 2009

Wiskul Food Monster Part. 1

Alhamdulillah, Minggu 26 April kemarin, saya dapat ikut serta dalam event Wisata Kuliner bersama milis FoodMonster Surabaya, salam rangka merayakan ulang tahun ke dua milis pecinta makan tersebut.

Senang dan bersemangat. Demikian yang saya rasakan sejak awal event ini diumumkan dimilis. Meski sempat berada dalam ketidak pastian antara ikut atau tidak, akhirnya saya bisa berdiri diantara monster monster lain hari itu.

Adapun tempat tempat 'wisata' yang akan kami kunjungi antara lain : Sate Kelapa Ondomohen ( Bu Asih ) Surabaya, Pabrik PT. Kelola Mina Laut ( Gresik ), Otak otak Bu Muzanah ( Gresik ), Pudak Sari Kelapa ( Gresik ) Nasi Krawu Buk Tiban ( Gresik ), RM Pak Elan ( Gresik ), dan Warung Jumbo khas Timur Tengah di kawasan Ampel Surabaya.

1. Sate Kelapa Ondomohen / Sate Bu Asih

Berangkat sekitar pukul 07.30 dari meeting point di Mc.D Basuki Rachmat pagi itu, kami segera meluncur dalam tiga kendaraan, menuju kawasan Walikota Mustajab atau juga dikenal sebagai Jalan Ondomohen. Tidak lain untuk menikmati Sate Kelapa sebagai 'hidangan pembuka' kami hari itu.

Kawasan Walikota Mustajab Surabaya, atau dikenal dengan Jalan Ondomohen. Kalau saya biasa menyebutnya dengan Jalan Iyup ( iyup = teduh ).

Gang yang ditempati sebagai warung itu sudah penuh oleh antrian pengunjung. Asap tebal mengebul dari pembakaran sate, persis didepan warung utama. Semua meja yang disediakan sudah penuh. Kami terpaksa bergabung dengan pengantri lainnya, untuk menunggu giliran kami mendapat jatah sarapan.

Kurang lebih 30 menit, waktu yang cukup bagi kami untuk menunggu, sampai pesanan kami diantar. Beruntung kami mendapat meja, hasil 'nyanggong' pegunjung sebelum kami. 70 tusuk sate kelapa, 8 porsi nasi dan beberapa botol minuman memenuhi dua meja kecil yang kami tempati.

" Cepat dihabiskan, sebelum gajihnya keras lagi " Begitu kata pembuka dari ketua rombongan, mbak Lia.

Segera kami menyantap habis nasi sate yang sudah terhidang, dan sesaat kemudian perut ini sudah penuh, siap untuk melanjutkan perjalanan kami selanjutnya menuju kota Pudak, Gresik.

2. PT. Kelola Mina Laut, Gresik

Hampir 45 menit waktu yang kami tempuh untuk sampai ke kota Gresik. Tepat pukul 09.30, sejam lebih lambat dari jadwal seharusnya, kami sudah berada di pelataran parkir Wisma Ahmad Yani di lingkungan gedung Semen Gresik. Tidak berapa lama, pasukan kami digenapi oleh mbak Ani sekeluarga yang sekaligus akan menjadi guider kami selama menyusuri kota Gresik.

Tujuan pertama kami di kota kecil ini adalah PT. Kelola Mina Laut. Sebuah pabrik pengemasan dan pengolahan pangan hasil laut yang terletak disekitar kawasan industri Petro. Sayang pada hari Minggu, pabrik sedang tidak beroperasi jadi kami tidak dapat berkunjung dan melihat secara langsung proses pengolahan ikan. Jadi kami beralih ke sebuah kedai kecil atau yang biasa disebut showroom, sebuah toko mungil yang menjual aneka produk olahan maupun produk prepackage dari pabrik ini. Seingat saya, terdapat tujuh buah freezer case yang berisi aneka produk olahan dan beku seperti nugget, sosis, bakso, fillet ikan, udang matang, ikan utuh, maupun ikan potong yang semua sudah dikemas dan dalam kondisi beku. Selain produk olahan beku, pada bagian tengah toko juga terdapat beberapa rak yang memajang aneka krupuk mentah, krupuk matang dan snack snack ringan lainnya.

Segera saja, ibu ibu peserta rombongan sibuk berbelanja, memilih milih dan memenuhi keranjang belanja dengan barang belanjaan. Kegiatan ini tentu menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan bagi semua yang datang hari itu.

Bu Ketu yang paling sibuk belanja...

Puas melampiaskan hasrat berbelanja bahan makanan laut, kami segera meneruskan petualangan kuliner kami menuju kawasan Sindujoyo yang terkenal sebagai pusat oleh oleh dan jajanan khas Kota Gresik.

Ada apa saja disana ? Nantikan laporan berikutnya....

( bersambung... )

Friday, April 24, 2009

Donat ( Tepung ) Kentang

Lama sekali tidak membuat donat. Selain karena tidak sempat, juga karena masih sedikit malas untuk bergumul dengan tepung dan ragi. Sampai KoKi edisi terbaru ( awal April 2009 ) terbit dan tiba ditanganku. Edisi dengan bonus booklet " Meraup Untung dengan Donat Bertopping " sebanyak 20 halaman full color berisi 16 resep donut dilengkapi dengan step by step. Foto foto donat dibooklet tersebut langsung membawaku melayang ke dunia donat *halah*



Kreatif dan inovatif. Jempol dua buat KoKi.

Didalam booklet tersebut terdapat empat jenis resep dasar adonan donat yang dikategorikan berdasarkan bahan utamanya. Antara lain donat standar, donat kentang, donat tepung kentang, dan donat telo ( ubi manis ). Mana ya yang belum dicoba ? Donat standar udah, donat telo pernah, donat kentang apalagi. Donat tepung kentang ? Sebenarnya pernah bikin. Dua kali, dengan resep dapat dari cooking demo sebuah produk alat dapur. Tapi gagal dua duanya. Waktu masih adonan, tekturnya halus dan lembuuut banget. Mengembangnya juga bagus. Cakep deh pokoknya. Tapi begitu digoreng, hasilnya liat. Serasa makan daging yang baru setengah matang. Bingung dan tidak tahu dimana letak kesalahannya. Semua proses pembuatan donat sudah sesuai resep. Bahan bahan juga masih fresh. Karena dua kali mengalami hal yang sama dengan tepung kentang, maka aku mengambil kesimpulan, bahwa memang kegagalan terletak pada tepung kentang ini *mencari kambing hitam, hehehe* Sejak itu, agak trauma mau bikin donat jenis ini lagi.



Tapi gagal itu masa lalu *cieee*. Kemarin, kembali membulatkan tekat untuk menaklukan donat tepung kentang ini. Semangat ini semakin berapi api saat si kecil merengek minta dibuatkan donat seperti digambar booklet tersebut. Ok honey, mama bikinin donat ... sabar ya... *sembari berdoa, mudah mudahan gak gagal lagi kali ini*

Donuts with Potato Flour

Donat ( Tepung ) Kentang
Source : Booklet KoKi " Meraup Untung dengan Donat Bertopping " hal. 10 ( Bonus KoKi edisi April 2009 )

Bahan :
400 gr tepung terigu protein tinggi *aku pake protein sedang*
100 gr tepung kentang ( jenis pati/ tepung, bukan yang instant mash potato )
7 gr ragi instan
5 gr bread improver *boleh diskip*
80 gr gula pasir
8 gr garam
2 butir kuning telur
275 ml susu cair
35 gr mentega

Minyak padat untuk menggoreng *aku pake minyak goreng biasa plus 1 sdm margarin*

Cara membuat ( my version ) :
Campurkan semua bahan kering, kecuali garam, aduk rata. Campur telur dan setengah bagian susu caik, aduk rata lalu tuang dalam campuran tepung ( bahan kering ). Uleni hingga menggumpal sambil dituangi sisa susu cair sedikit demi sedikit. Sudahi bila adonan sudah cukup lemas, sebaliknya tambahkan bila adonan masih terasa kering dan berat. Masukkan mentega dan garam, uleni kembali hingga kalis. Istirahatkan adonan selama kurang lebih 30 menit, atau hingga adonan mengembang dua kali besarnya.

Buang gasnya, lalu pipihkan atau gilas setebal kurang lebih 2 cm. Cetak atau bentuk sesuai selera.
Istirahatkan kembali selama kurang lebih 20 menit. Panaskan minyak padat, goreng hingga matang dan kecoklatan. Angkat, dinginkan lalu hias sesuai selera.

Hasil menggoreng donat yang baik, akan menghasilkan cincin putih disekeliling donat, yang menandakan waktu fermentasi donat yang sudah tepat ( tips hal. terakhir ). Untuk uji coba kali ini, bisa dibilang aku kurang sukses dalam menggoreng, karena donatku gak ada cincin putihnya. Tapi rasanya gimana ?

Donuts with Potato Flour

Saatnya uji rasa *drum rooling*. Berhubung pada pengalaman gagal sebelumnya yang menjadi kendala adalah teksturnya yang liat, maka yang pertama aku coba adalah tekstur. Dan hasilnya, lumayan empuk. Rasanya, standar lah hampir sama kyak donat donat pada umunya. Tapi yang jelas, sudah tidak liat lagi. Berarti, berhasil ya naklukin si tepung kentang.

Untuk topping aku tidak membuat banyak variasi, karena disesuaikan dengan bahan bahan yang ada dirumah. Masih ada milk chocolate, meises, kacang remuk, dan selai kacang. Ada susu bubuk coklat yang kupakai juga sebagai taburan.

Sayaaang, ini donatmu 'Nduk...

Donuts with Potato Flour

Dukung Kampanye Gerakan Anti Beli Buku Hasil Copy Paste

Gemes, sebel, marah, sedih, dan benci. Semua perasaan bercampur aduk tiap kali mendengar kata 'Copy Paste' ( baca : pembajakan ) tanpa ijin yang dilakukan pihak pihak tidak bertanggung jawab guna memperoleh keuntungan pribadi.

Beberapa hari lalu seorang kawan saya mengalami kejadian kurang menyenangkan saat mengetahui bahwa beberapa hasil karyanya yang pernah dituliskan di blog pribadinya, disalin, dirubah, dimuat dalam sebuah buku kompilasi resep dan diterbitkan secara komersil.

Saat mencoba menghubungi si penerbit, kawan saya tersebut malah mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. Lagi lagi kita sebagai pihak yang dirugikan merasa tidak bisa berbuat apa apa. Lalu, sampai kapan ini akan terus terjadi ? Apa kita harus diam saja ? Tidak bisakah kita berbuat sesuatu ? Bahkan hanya untuk mencegahnya ?

Saya yakin, semua blogger di seluruh Indonesia setuju bahwa menulis sebuah blog, dan membagikan informasi, baik penting dan tidak penting adalah sebuah proses penciptaan sebuah karya. Kita menyukainya dan menikmatinya. Relakah karya kita disalah gunakan ?

Bila ada beberapa yang mengatakan untuk menghentikan menulis blog, dan semua isinya, dalam bentuk karya apapun itu, agar tidak dibajak, saya rasa itu sama artinya dengan memenggal kreatifitas kita. Relakah bila kreatifitas kita dipenggal ?

Sepertinya memang sudah waktunya kita melakukan sesuatu yang berarti bagi diri kita maupun sesama blogger lainnya untuk melindungi hak kita sebagai penulis blog. Walaupun kecil, tapi lebih baik dari tidak sama sekali.

Say No To Copy Paste Product !

Dukung Gerakan Anti Beli Buku Hasil Copy Paste, dengan memasang logo yang ada disini, keblog/ site kita.

Icon oleh Ophoeng.



Thanks to Om Ophoeng untuk solidaritasnya yang sangat tinggi.

Wednesday, April 8, 2009

Pencok Ikan Kembung

Aku suka sekali makan ikan laut. Hampir semua jenis ikan laut. Sedangkan untuk ikan air tawar, tidak semua. Aku kurang suka gurame, karena berbau lumpur. Mending bandeng, lele atau belut. Itupun tergantung olahannya juga.

Pencok. Apa itu ? Baru denger jenis masakan tersebut saat Bunda Esther meninggalkan komentar dipostinganku yang ini. Lalu saat latbar milis Food Monster beberapa minggu yang lalu, mbak Lia membawa Pencok Ikan Bawal sebagai potluck. Ooooh, ini yang namanya pencok, ternyata enak dan cocok banget sama seleraku. Saat itu aku menghabiskan hampir empat potong ikan tanpa nasi.

Kemarin dibelikan ikan kembung sama mama. Beliau tahu kalau aku suka sekali dengan ikan, padahal orang rumah gak ada yang suka. Waktu itu belum ada rencana bikin pencok, karena ikannya cuma digoreng biasa. Dengan harapan Tasya mau ikutan makan ( dia lumayan suka dengan ikan ). Ternyata sampai sore kok ikannya masih utuh ya. Ya udah masukin kulkas.

Esok harinya, ikannya aku olah lagi. Berusaha mengingat bumbu bumbu yang sempet disebutkan mbak Lia saat ketemu. Tapi dasar lemot dipiara, ya udah lupa deh. Pokoknya ingetnya cuma, bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe merah, terasi *eh pake gak ya, tuh kan lupa* udah deh, berhubung keburu laper, aku pake bumbu sambel terong santan yang kemaren ini.

Hasilnya puas deh... secara waktu acara latbar kemaren, udah bontot pencoknya trus lupa kebawa pulang... Huhuhu sakit hati waktu itu.

Pencok Ikan Kembung

Pencok Ikan Kembung

3 siung bawang merah
2 siung bawang putih
3 buah cabe merah besar
3 bh cabe rawit ( atau lebih )
1/2 sdt terasi matang
1 buah kemiri
1 helai daun jeruk, cincang
Garam, gula secukupnya

1 gelas kecil santan kental

Potong potong semua bumbu, lalu tumis sebentar hingga layu, haluskan. Tumis kembali hingga harum, masukkan santan kental lalu aduk. Aduk terus hingga mendidih, lalu matikan api, sambil terus diaduk aduk sebentar agar santan tidak pecah. Masukkan ikan yang sudah digoreng, atau siramkan keatas ikan yang sudah digoreng.

Pencok Ikan Kembung

Hari itu aku masak nasi sampai tiga kali. Dan makan tanpa ada saingan, rasanya nikmat banget. Ayo mbak Lia, dikoreksi nih bumbunya :D

Recent Post on Mae's Little Kitchen

My photo
Mom of a lil' girl who still longing for her passion. Obsessed to know more, learn more, take more and give more... Here, on her lil' kitchen.
Unless mentioned, described, or linked, all works and photographs are created by May Irianti. Copyright 2007 - 2008. You may copy only the recipes but please do make a link to this blog. DO NOT COPY . Please ask first !

Followers